Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Bisa Ketagian Lho, Mengenal Lebih Dekat Makanan "Lem" Papeda yang Menjadi Kuliner Khas Papua

Foto : ANTARA/Atman Ahdiat

Hidangan papeda di sebuah restoran di pinggir Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua.

A   A   A   Pengaturan Font

Proses mengolah sagu menjadi bubur papeda membutuhkan perkakas belanga. Lalu, saat air mendidih dituangkan ke dalam saripati sagu sambil diaduk hingga mengental dan terjadi perubahan warna, dari putih menjadi bening keabu-abuan. Pengadukan dalam proses ini harus searah hingga tekstur benar-benar merata menjadi bubur lem.

Dari sisi nutrisi, ternyata papeda memiliki banyak manfaat yang baik bagi tubuh. Kaya akan serat dan rendah kolesterol, mengandung nutria esensial seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor dan zat besi. Jika rutin mengonsumsi papeda, bisa meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko kanker usus, mampu mengatasi sakit pada ulu hati, perut kembung, mengurangi risiko kegemukan, memperlancar pencernaan, hingga membersihkan paru-paru.

Sebagai makanan khas Papua, papeda ternyata memiliki filosofi yang mendalam. Saat menyantap papeda, satu keluarga biasanya menyantap dengan dilengkapi helai dan hote. Helai merupakan alat makan tradisional yang terbuat dari kayu sebagai tempat penyajian papeda. Sementara hote merupakan piring kayu sebagai tempat untuk menyantap papeda. Bagi mereka, acara makan keluarga menandai sebagai ikatan kekeluargaan sebagai ruang diskusi antara orang tua dan anak.

Digeser oleh nasi

Charles Toto, atau lebih dikenal dengan Chef Chato, praktisi kuliner asal Papua mengakui bahwa peran sagu sebagai bahan makanan pokok orang Papua secara perlahan sudah digantikan oleh nasi. Pergeseran tersebut di antaranya disebabkan oleh kebijakan pemerintah membuka lahan sawah di Bumi Cendrawasih itu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top