Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Bisa Ketagian Lho, Mengenal Lebih Dekat Makanan "Lem" Papeda yang Menjadi Kuliner Khas Papua

Foto : ANTARA/Atman Ahdiat

Hidangan papeda di sebuah restoran di pinggir Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua.

A   A   A   Pengaturan Font

Jayapura - "Makanan apa itu? Kok seperti lem? Hati-hati nanti ususnya bisa lengket...." begitulah pertanyaan dan candaan yang sering keluar ketika mengunduh foto-foto kegiatan kuliner makanan khas Papua yang dikenal dengan nama papeda.

Melihat fisiknya, papeda memang sangat mirip dengan lem dari tepung kanji, berbahan dasar sagu, berwarna putih bening. Bagi yang pertama kali mencicipi, pada awalnya akan merasa aneh, seperti menelan lem. Tapi sekali mencoba akan ketagihan karena papeda yang telah dicampur bumbu ternyata memberikan sensasi tersendiri. Begitu masuk mulut, diamkan sejenak untuk mendapatkan rasa dan kemudian langsung telan.

Seperti halnya nasi, papeda tidak bisa dinikmati secara terpisah, tapi harus dilengkapi dengan makanan pendamping. Makanan pendamping paling populer dan sangat digemari adalah ikan tongkol gulai kuning, serta tumis daun pepaya muda dan kangkung.

Untuk menikmatinya pun ada seni tersendiri. Karena menyerupai lem dan kenyal, akan sulit untuk memindahkan papeda ke dalam mangkok dengan sendok atau garpu bagi yang belum berpengalaman. Fendy, seorang rekan warga Kota Jayapura yang mendampingi makan papeda di pinggir Sungai Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, kemudian memperagakan teknik memindahkan papeda ke mangkok secara benar.

"Sulit kalau hanya pakai sendok, harus pakai dua garpu," kata Fendy, sambil mencelupkan dua garpu kayu ke dalam adonan papeda dan kemudian mengangkatnyasecara horizontal, lalu memutar-mutar kedua garpu ke arah dalam dan arah luar. Setelah papeda menggumpal sesuai dengan porsi yang diinginkan, baru kemudian dipindahkan ke mangkok, tanpa tercecer.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top