Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 04 Jan 2025, 02:30 WIB

Bioskop Keliling Hadirkan Pengalaman Pertama Saksikan Layar Lebar bagi Warga Tunisia

Sejumlah pekerja pabrik di Kota Djemmal, Tunisia, antre di luar truk bioskop keliling CinemaTdour pada 5 Desember lalu. Kehadiran bioskop keliling ini telah membuka kesempatan warga bisa menikmati layar lebar untuk pertama kalinya.

Foto: AFP/FETHI BELAID

Seperti kebanyakan warga Tunisia lainnya, Amine Elhani, 23 tahun, belum pernah datang ke bioskop, tetapi sekarang berkat adanya bioskop keliling yang mengitari seluruh pelosok negara, ia akhirnya dapat menikmati layar lebar.

Truk merah terang bertuliskan CinemaTdour atau bioskop bergerak, telah mengubah tempat parkir dan lahan pabrik di kota-kota dan lingkungan yang kurang terlayani di seluruh negara Afrika utara itu menjadi sebuah bioskop dadakan.

Di kota pusat Djemmal, puluhan pekerja menurunkan truk yang dapat diperluas ruangnya hingga dengan mudah mendirikan bioskop luar ruangan yang lengkap dengan 100 kursi.

"Layarnya besar, dan efek suaranya luar biasa," kata Elhani, yang selama ini hanya menonton film di ponsel atau komputernya. “Sebelumnya saya tidak pernah punya kesempatan untuk pergi ke bioskop. Ini pengalaman yang luar biasa, terutama karena saya bisa menonton bersama teman-teman," tutur dia kepada AFP.

Bioskop jarang ditemukan di Tunisia, jumlahnya hanya 15 dan sebagian besar terpusat di pusat kota besar. Menyadari kesenjangan ini, CinemaTdour diluncurkan pada bulan Mei oleh jaringan budaya swasta Agora dan lembaga nirlaba Focus Gabes, dengan pendanaan dari donatur swasta.

"Kami menginginkan cara untuk menjangkau sebanyak mungkin pemirsa dalam waktu singkat dan anggaran terbatas, sekaligus menawarkan pengalaman sinematik yang otentik," kata direktur proyek bernama Ghofrane Heraghi kepada AFP.

Bioskop keliling sudah lama ada di negara lain, tetapi Heraghi mengatakan CinemaTdour amat unik karena mengubah truk menjadi sebuah bioskop lengkap.

Tanpa pendanaan pemerintah, CinemaTdour sangat bergantung pada kemitraan dengan perusahaan swasta untuk menutupi biaya seperti membayar hak royalti film, pemeliharaan, dan staf. Truk itu sendiri dibeli secara kredit sekitar satu juta dinar Tunisia (315.000 dollar AS), kata Heraghi, dengan biaya operasional tahunan sekitar 500.000 dinar.

Selama 10 hari di Djemmal, penduduk dapat menonton film gratis berkat kemitraan dengan produsen suku cadang mobil Jerman Draxlmaier, yang memiliki pabrik di kota tersebut.

Jihene Ben Amor, manajer komunikasi Draxlmaier di Tunisia, mengatakan perusahaan ingin berkontribusi pada pengembangan daerah terpencil dan kurang terlayani tempat perusahaan beroperasi.

Bagi banyak pekerja, yang berpenghasilan hingga 1.000 dinar sebulan, biaya tiket dan perjalanan ke kota utama dengan bioskop bisa menjadi penghalang. "Memiliki bioskop tepat di luar tempat kerja mereka juga memberikan para pekerja rasa bangga dan memiliki," kata Ben Amor.

Sumber Kegembiraan

Setelah Djemmal, CinemaTdour didirikan di Hay Hlel, lingkungan miskin di Ibu Kota Tunis. Banyak anak berkumpul di sekitar bioskop dadakan itu, bersemangat menunggu giliran agar mereka bisa masuk ke bioskop keliling itu.

Yomna Warhani, 11 tahun, berseri-seri karena kegembiraan, menantikan pemutaran film pertamanya. "Saya tidak sabar untuk melihat seperti apa bagian dalamnya dan film apa saja yang akan ditayangkan," kata dia.

Nejiba El Hadji, seorang ibu empat anak berusia 47 tahun, mengatakan: "Bukan hanya anak-anak yang gembira, percayalah."

Bagi dia, bioskop keliling merupakan sumber kegembiraan yang langka di tengah lingkungan yang suram. "Kami tidak punya apa-apa di sini, tidak ada pusat budaya dan tidak ada hiburan, hanya jalanan.  Orang bilang anak-anak kami tersesat, tapi tak seorang pun berbuat apapun," kata Hadji.

Kunjungan dua pekan CinemaTdour di Hay Hlel didanai oleh Organisasi Kesehatan Dunia, dengan pemutaran film bertema kesehatan mental, merokok dan penyalahgunaan narkoba, serta kekerasan terhadap perempuan. Pertunjukan tersebut dirancang untuk pemirsa yang lebih muda serta pemirsa dengan gangguan pendengaran atau penglihatan.

Heraghi, kepala proyek, mengatakan bahwa yang mendorong kegiatan mereka adalah dampak sosial budaya. "Kami ingin mendobrak stereotip, mengubah pola pikir, dan mempromosikan nilai-nilai seperti kohesi sosial dan semangat komunitas," ungkap dia.

Hanya dalam beberapa bulan, CinemaTdour telah menjangkau lebih dari 15.000 orang, termasuk 7.500 orang di kota oasis selatan Nefta yang mendapat sponsor pemutaran film gratis selama sebulan oleh eksportir kurma.

Proyek ini sekarang berharap untuk mendapatkan pendanaan untuk truk tambahan guna memperluas aktivitasnya di seluruh negeri. Namun Heraghli memiliki aspirasi yang lebih besar yaitu membawa bioskop keliling ini ke negara lain seperti Aljazair, Libia, dan mungkin bahkan ke seluruh Afrika. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.