Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Terobosan Farmasi

Biogen Sukses Uji Klinis Obat Alzheimer

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS), Biogen, pada akhir pekan lalu mengumumkan baru saja menyelesaikan tahap kedua uji coba obat bagi penderita Alzheimer. Uji klinis yang dilakukan bersama perusahaan farmasi dari Jepang, Eisai, tersebut dinyatakan berjalan dengan lancar.

Seiring tumbuhnya harapan baru bagi para penderita penyakit langka itu, maka saham Biogen naik 18 persen, atau sekitar 10 miliar dollar AS di bursa New York.

Hasil positif tersebut menawarkan beberapa temuan baru soal penyebab Alzheimer yang disebut "hipotesis amyloid", yang berpendapat penumpukan plak di otak menjadi penyebab utama penderita kehilangan ingatan dan merasakan gangguan lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, hipotesis amyloid semakin ditinggalkan setelah serangkaian kegagalan penelitian obat yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar, termasuk Merck & Co, Eli Lilly, dan AstraZeneca.

"Langkah kami selanjutnya adalah berbicara dengan pihak berwenang untuk menentukan jalan terbaik ke depan, tetapi tujuan kami adalah memberikan terapi pertama yang potensial dapat menghentikan Alzheimer," kata kepala medis Biogen, Alfred Sandrock, dalam sebuah wawancara.

Sandrock belum memastikan apakah perusahaan akan melakukan uji tahap akhir obat tersebut. "Tergantung dari hasil pembicaraan. Ini adalah obat untuk menyembukan penyakit itu, kami ingin melakukannya secepat mungkin," tegas dia.

Sebelumnya selama 15 tahun upaya pencarian dan penelitian panjang untuk mencari cara menyembuhkan Alzheimer, telah menjadi kekalahan terpanjang dan mahal bagi industri farmasi dunia. Obat-obatan yang selama ini beredar lebih berguna untuk mengobati gejala daripada memperlambat penyebaran Alzheimer. Penelitian yang dilakukan untuk membantu sekitar 44 juta penderita di seluruh dunia itu telah menghabiskan dana miliaran dollar AS.

Biogen dan Eisai mengatakan, sesuai uji coba yang dilakukan selama 18 bulan, pasien yang memakai dosis tinggi obat dengan kode BAN-2401, mengalami kehilangan kemampuan kognitif lebih lambat daripada mereka yang memakai plasebo.

"Obat itu juga membersihkan masalah utama seperti plak lengket yang dikenal sebagai beta amyloid dari otak pasien," kata mereka. "Ini adalah hasil yang menjanjikan tetapi tetap perlu dipantau karena baru penelitian tahap II," kata peneliti neurosains, Eric Siemers.

Pertanda Baik

Biogen akan menguji obat amyloid-clearing yang dikenal sebagai aducanumab dalam uji coba tahap III dengan hasil yang jatuh tempo pada 2020. Beberapa ahli menilai, keberhasilan BAN-2401 sebagai pertanda baik untuk kelanjutan penelitian itu.

"Bila dibaca akan menjadi peluang investor masuk ke tahap III, mungkin akan naik," kata pakar farmasi dari Evercore ISI, Umer Raffat.
Namun perusahaan tersebut tidak melaporkan hasil lengkap dari pembahasan yang akan dipresentasikan pada pertemuan medis berikutnya. Beberapa pakar menilai hal itu menunjukkan adanya kelemahan yang potensial.

Sebagai contoh, tidak dijelaskan berapa orang yang telah diberikan dosis tinggi dari sekitar 856 pasien. Penelitian juga menggunakan skala progresif yang tidak biasa, untuk mengukur seberapa cepat orang kehilangan kekuatan otak mereka daripada metode yang lebih umum.

"Ada sedikit detail tentang ukuran kognitif lain yang lebih divalidasi dalam siaran pers, dan kami tidak menemukan alasan untuk percaya hal itu bisa membuktikan atau dibuat menyangkal hipotesis amiloid," kata pakar farmasi dari Leerink, Geoff Porges.

Fakta meragukan lainnya adalah, uji coba yang dilakukan 12 bulan sebelumnya belum menunjukkan manfaat obat tersebut.

Sandrock mengatakan, penelitian sebelumnya dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental statistik Bayesian dengan memperkirakan probabilitas keberhasilan tanpa data uji penuh. Sedangkan penilaian uji tahap II, didasarkan pada hasil lengkap, yang termasuk tes kognitif dan pemindaian otak.

SB/FT/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top