Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
#WeSingWeDanceWeLove

Bicara Cinta dalam Panggung Pementasan

Foto : dok. EKI Dance Company/sukadi
A   A   A   Pengaturan Font

Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company, menggelar pentas seni pertunjukan tahunannya, EKI Update 4.0 di Gedung Kesenian Jakarta.

Dengan mengusung tema #WeSingWeDanceWeLove, EKI Dance Company membawakan tujuh nomor tarian dan nyanyian yang ditutup dengan sebuah mini musikal bertajuk Cinta. "WeSingWeDanceWeLove ini adalah sesuatu yang kami lakukan setiap harinya di EKI Dance Company sejak 22 tahun lalu. Pengalaman selama puluhan tahun ini membuktikan bahwa sesuatu yang dimulai dengan cinta akan mampu bertahan, meski melalui jatuh bangun berkali-kali," tutur Aiko Senosoenoto, Presiden Direktur EKI Dance Company.

Kali ini pula mereka menarik benang merah pada setiap penampilan yang ditampilkan, yaitu mengenai cinta, yang disajikan dari berbagai perspektif. Aiko menganggap saat ini ia merasa bahwa kurang adanya cinta tumbuh di masyarakat. "Karena saya rasa sekarang suasananya mudah untuk tersulut kebencian, rasa curiga dan lain-lain. Padahal sebenarnya, kalau kita bisa cinta dengan hidup, pekerjaan dan orang, suasana akan menjadi lebih damai," jelasnya.

Adapun Rusdy Rukmarata, salah satu koreografer yang turut berpartisipasi pada EKI Update 4.0 ini menambahkan bahwa perasaan cinta masih sangat sulit diungkapkan oleh masyarakat Indonesia. Lain halnya kalau perasaan benci. "Cinta itu sulit diungkapkan karena orang Indonesia masih merasa sungkan dalam mengungkapkan rasa sayangnya misalnya kepada teman, keluarga, kekasih, lingkungan, dan lainnya. Tetapi kalau untuk bertengkar mudah sekali," cerita Rusdy.

Penampilan dibuka dengan pertunjukan mash-up dua buah lagu, Tak Ada Logika dari Agnes Monika dan Meriang milik Cita Citata. 21 penyanyi menyanyikan kedua lagu itu secara berselingan sekaligus berpasangan. Membuat harmoni yang begitu meriah di panggung sebagai pertunjukan pertama.

Selanjutnya, EKI Dance Company menampilkan sebuah tarian yang terinspirasi dari kisah Mahabharata. Yaitu ketika Arjuna dan Srikandi, dua tokoh pewayangan yang tengah berada di medan perang. Di sana, Srikandi yang meskipun perempuan masih tetap gagah berani maju mendampingi Arjuna. Ia ikut mengangkat busur dan panahnya berperang. Arjuna berdiri melindungi Srikandi, namun juga tetap memberikannya kesempatan yang sama dalam berperang sehingga menunjukan kesetaraan gender bahkan berlaku di medan perang.

My Goddess menceritakan seorang asisten dari artis terkenal yang diam-diam memendam rasa cinta terhadap artisnya. Baginya, sang artis adalah sang dewi. Ketika ia tidak bisa lagi memendam perasaan tersebut, sang asisten pun memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan cintanya dengan cara menembak sang artis. Ketiga unsur, tarian, nyanyian dan akting terpancarkan dari penampilan ini dengan vokal Ara Ajiswi, penyanyi muda di EKI Dance Company.

Sementara Body Wreck dan Building Blocks menampilkan tarian-tarian modern bergaya kekinian yang menggambarkan anak-anak milenial saat ini, yang dipadukan dengan tarian balet kontemporer. Karya Building Blocks menyoroti kehidupan urban yang saat ini serba cepat sehingga tubuh dan pikiran dituntut untuk menjadi semakin praktis dan presisi individu seakan bergerak terbatas di dalam kotaknya masing-masing. Ini juga menjadi ekspresi sebuah keresahan dalam upaya memenuhi tuntutan zaman.

Pertunjukan pun ditutup dengan mini drama musikal berjudul Ada Apa dengan Sinta. Berkisah mengenai Sinta, yang dijodohkan dengan pria pilihan orangtuanya demi bisnis keluarga mereka. Namun, Sinta menyukai pria lain, yaitu Rangga, tukang kebun di rumahnya.

Pada pertunjukan ini turut dikolaborasi juga dengan tarian, nyanyian dan akting para pemain dari EKI Dance Company dengan lagu-lagu kekinian yang digubah dan diaransemen ulang sehingga cocok dengan alur cerita yang disediakan.

Drama musikal ini mengangkat begitu banyak aspek kesenian yang membuatnya menjadi semakin kaya. Pertunjukan ini juga membuat mata masyarakat terbuka bahwa Indonesia memiliki banyak talenta berbakat yang tidak kalah dengan penampilan di luar negeri. "Harapannya Indonesia bisa lebih optimistis dan tambah maju. Apalagi sekarang orang-orang mau datang ke gedung pertunjukan," harap Aiko. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top