
Biasa Tumbuh di Dataran Tinggi, Petani Kalsel Buktikan Rawa Bisa Hasilkan Kopi Robusta Berkualitas
Sebanyak 250 pohon kopi robusta tumbuh dengan baik di lahan rawa di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, di Rantau, Kabupaten Tapin (11/3/2025). ()
Foto: ANTARA/ Muhammad Rastaferian PasyaTAPIN – Petani di Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan kini mengembangkan inovasi dengan menanam kopi robusta di lahan rawa.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin Triasmoro di Rantau Tapin, Selasa (11/3), mengatakan budi daya kopi robusta di lahan rawa sebagai potensi baru bagi Tapin, mengingat tanaman ini biasadikembangkan di dataran tinggi.
Seperti diketahui bahwa kopi robusta (Coffea canephora) merupakan salah satu spesies tanaman kopi yang berasal dari Afrika subsahara tengah dan barat. Ini adalah spesies tumbuhan berbunga dalam keluarga Rubiaceae.
- Baca Juga: Budi Daya Pala Di Ternate
- Baca Juga: IHSG Dibuka Melemah 93,71 Poin
"Selama ini kopi lebih banyak dikembangkan di dataran tinggi, tetapi keberhasilan petani di Desa Hiyung membuktikan bahwa lahan rawa pun bisa produktif," ujar Triasmoro.
Menurutnya, keberhasilan ini menjadi referensi bagi petani lain untuk diversifikasi tanaman, terutama bagi mereka yang menghadapi kendala dalam menanam cabai atau komoditas lain.
"Dinas Pertanian akan memantau perkembangan kopi robusta ini Jika memang terbukti bisa bertahan dan produktif kami akan dorong lebih luas," katanya.
Sementara itu, Petani kopi robusta di Desa Hiyung Amat menyebutkan lahan yang sekarang di tanami kopi adalah lahan bekas menanam cabai Hiyung tetapi gagal panen akhirnya berpindah tanam menjadi kopi robusta
"Penanaman awal sebanyak 260 bibit kopi robusta, alhamdulillah sekarang bertahan dan tumbuh dengan baik sebanyak 250 pohon kopi" ucapnya
Amat mengatakan bibit kopi robusta yang di tanam berasal dari Desa Asam Randah, Kecamatan Hatungun.
Ia menambahkan harga kopi yang relatif stabil di pasaran menjadi motivasi untuk mencoba membudidayakan kopi di lahan rawa
"Di tapin kopi sekarang punya pasar yang bagus dengan makin banyak tempat ngopi tapi kopi lokal belum banyak tersedia di situ lah peluangnya," katanya.
Dalam hal perawatan, pengembangan kopi jenis ini tidak susah, hanya rutin membersihkan lahan dari gulma dan pemberian pupuk, kalo dihitung-hitung tidak terlalu banyak memakan modal
"Dalam dua hingga tiga tahun ke depan kopinya sudah mulai berbuah dan menghasilkan panen yang pertama," ujarnya.
Berita Trending
- 1 Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap Interpol
- 2 Didakwa Lakukan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
- 3 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
- 4 Luar Biasa, Perusahaan Otomotif Vietnam, VinFast, Akan Bangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum hingga 100.000 Titik di Indonesia
- 5 Satu Peta Hutan, Menjaga Ekonomi Sawit dan Melestarikan Hutan
Berita Terkini
-
Wali Kota Tangerang: Mudik gratis dengan 89 bus berangkat 28 Maret
-
Polda Kalbar awasi distribusi MinyakKita jelang Lebaran
-
BKSDA Sumbar evakuasi harimau masuk kandang jebak di Agam ke TMSBK
-
Pemkot Jakpus sediakan 2.708 lowongan kerja
-
Keren, Bandara Sotta Terpilih sebagai Bandara Terbaik di Asia Pasifik