BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Bias ke Bawah
Koreksi ke bawah cukup realistis, walaupun lembaga lain seperti Asian Development Bank masih memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen, tetapi juga mereka koreksi dari proyeksi sebelumnya 5,2 persen.
"Salah satu pertimbangannya yang penting adalah dari sisi ekspor, dengan adanya peningkatan harga komoditas andalan Indonesia, seperti batu bara, minyak sawit mentah (CPO), dan nikel," kata Aloysius.
Untuk jangka pendek, peningkatan harga komoditas itu tentu seperti angin segar, namun tidak bisa selalu mengandalkan komoditas-komoditas primer seperti itu.
Salah satu tantangan utama ekonomi pada saat ini adalah melonjaknya harga pangan dan energi, sehingga penerimaan ekspor sangat mungkin terkompensasi untuk menambal subsidi energi yang membengkak. "Kalau mau pertumbuhan terjaga semestinya penggunaan penerimaan dari ekspor tersebut harus mengarah ke aktivitas-aktivitas produktif, khususnya untuk menguatkan kembali industri manufaktur. Karena itu, efisiensi di sisi penyaluran subsidi dan produksi harus meningkat supaya tidak terus membebani keuangan negara," pungkas Aloysius.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya