Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Operasi Moneter - Arus Modal Keluar dari Pasar Keuangan Berisiko Kian Besar

BI Mesti Naikkan Bunga Acuan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Dia menjamin, bunga dana dan simpanan tidak akan serta merta naik karena permintaan kredit masih lemah. "Kami tidak akan semudah itu untuk menaikkan suku bunga di bank. Kita lihat kondisi secara lebih luas. Bahkan, dalam untuk suku bunga dana dan simpanan masih bisa turun hingga kuartal II dan bahkan kuartal III," ujar Tiko.

Menurut dia, jika BI tidak menaikkan suku bunga acuan dalam jangka waktu menengah, arus modal keluar (capital outflow) dari pasar keuangan bisa semakin besar karena kepercayaan investor berkurang. Investor juga akan lebih tertarik pada imbal hasil obligasi pemerintah di negaranegara yang menaikkan suku bunganya seperti di Amerika Serikat (AS), yakni Treasury Bill, ketimbang Indonesia

. "Kekhawatiran kami lebih ke kondisi pasar. Jika terkait kinerja bank, belum terpengaruh karena sebagian besar debitur sudah melakukan lindung nilai," ujar Tiko. Rupiah, Selasa (24/4), menunjukkan penguatan di pasar spot, setelah sepanjang Jumat (21/4) dan Senin (24/4) terdepresiasi hingga menyentuh level paling parah sepanjang tahun di kisaran 13.900 rupiah.

Seperti diketahui, BI masih mempertahankan bunga acuannya di level 4,25 persen sejak September tahun lalu. Terakhir kalinya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 April 2018 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 4,25 persen.


Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi, Antara

Komentar

Komentar
()

Top