Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis - Perdagangan dan Pertumbuhan Global Bakal Tertekan

BI: Indonesia Perlu Waspadai Dampak Perang Dagang

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Oleh karena itu, menurut Doddy, pengaruhnya masih sangat kecil. "Kita sendiri lebih banyak ekspor ke Tiongkok untuk kedua komoditas tadi," imbuh Doddy. Sementara itu, potensi dampak buruk pada nilai ekspor baja dan aluminium Indonesia secara keseluruhan juga kecil. "Sekitar 0,2 persen itu yang terburuk karena bisa dikatakan kecil karena untuk ekspor aluminium dan baja bukan merupakan komoditi kita," ujar dia.

Sebelumnya, sejumlah kalangan juga meminta pemerintah Indonesia mewaspadai defisit neraca perdagangan dalam tiga bulan terakhir. Sebab, net ekspor yang terus negatif berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi tahun ini. Padahal, tekanan terhadap ekspor Indonesia juga berpeluang terjadi karena penurunan permintaan dari industri Tiongkok sebagai negara tujuan utama ekspor.

Sebab, perang dagang antara AS dan Tiongkok bakal menurunkan volume perdagangan dunia, termasuk menekan ekspor Negeri Tirai Bambu ke Negara Paman Sam. Di sisi lain, impor Indonesia bisa meningkat karena Tiongkok mengalihkan pasar ekspor yang tersumbat aksi proteksionisme AS itu ke negara lain, termasuk Indonesia.

Penurunan ekspor dan kenaikan impor Indonesia tersebut tentunya makin memperlebat defisit perdagangan. Seperti dikabarkan, perang dagang antara AS-Tiongkok bakal terjadi setelah Presiden AS, Donald Trump, secara resmi menandatangani memorandum eksekutif pada pekan lalu.

Memorandum itu menetapkan tarif sekitar 60 miliar dollar AS atau 827,34 triliun rupiah atas produk Tiongkok, termasuk baja dan aluminium. Memorandum tersebut akan berlaku efektif 60 hari sejak penandatanganan, yaitu setelah daftar produk asal Tiongkok dipublikasikan. Menanggapi keputusan AS itu, Tiongkok berencana mengambil dua langkah pengenaan tarif impor produk AS bernilai tiga miliar dollar AS sekaligus sebagai pembalasan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top