BI Harus Agresif Perkuat Devisa
Beri Diskon
Kepala Divisi Asesmen Makroekonomi BI, Fadjar Majardi, dalam kesempatan itu mengatakan bank sentral hingga saat ini belum mengeluarkan aturan yang seketat dengan negara lain terkait devisa hasil ekspor karena dikhawatirkan bersinggungan dengan ketentuan rezim devisa bebas.
"Kita sedang membahas bersama pemerintah untuk memberikan diskon kepada eksportir yang menahan dananya dalam negeri lebih lama dan mungkin diskon pajak bagi yang mengonversi ke rupiah," kata Fadjar.
Sebagai informasi, pekan lalu, BI menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,50 persen. Kebijakan itu dilakukan sehari setelah krisis keuangan yang terjadi di Turki dan menyebabkan mata uang lira anjlok.
Kendati demikian, papar Fadjar, langkah bank sentral tersebut sebagai antisipasi, bukan respons atas krisis mata uang yang melanda Turki. Bukan hal utama yang menjadi alasan bank sentral menaikkan suku bunga. "BI menaikkan suku bunga salah satunya untuk mengendalikan current account deficit," kata Fadjar.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya