Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tumbuhan Bandotan

Berpotensi sebagai Zat Antibakteri dan Anti-inflamasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tumbuhan bandotan yang memiliki nama latin Ageratum conyzoides Linn merupakan tumbuhan yang hidup di daerah yang tropis, salah satunya di Indonesia.

Ageratum conyzides Linn termasuk sejenis tumbuhan gulma yang memiliki tingkat perkembangbiakan yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat, oleh sebab itu tanaman ini mudah dijumpai di mana-mana, terutama di tempat dengan tingkat kelembaban tanah yang cukup tinggi. Namun, pemanfaatan dari tumbuhan bandotan sendiri masih belum maksimal, hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia yang menganggap tumbuhan ini sebagai tumbuhan gulma yang tidak bermanfaat.

Tumbuhan bandotan memiliki kandungan senyawa metabolik sekunder seperti flavanoid, alkaloid, dan saponin. Kandungan senyawa tersebut memiliki aktivitas antibakteri dan antiinflamasi.

"Mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unsoed Purwokerto, Jawa Tengah yang beranggotakan Maylani Permata Saputri (Jurusan Kimia FMIPA 2016), Riani Utami (Jurusan Matematika FMIPA 2016), dan Jasmine Fadhila (Jurusan Fisika FMIPA 2017) atas bimbingan Santi Nur Handayani (Dosen Jurusan Kimia FMIPA Unsoed) melalui PKM-PE, melakukan penelitian yang berjudul Isolasi senyawa Metabolik Sekunder Ekstrak Ageratum conyzoides Linn sebagai antibakteri dan antiinflamasi," ungkap Alief Einstein, Koordinator Sistem Informasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Sementara itu, Maylani mengatakan, hal yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian tersebut, selain karena jumlah bandotan yang tidak sebanding dengan tingkat pemanfaatannya. "Di samping itu, juga lantaran banyaknya kasus yang berkaitan dengan luka karena infeksi seperti bakteri, yang tidak bisa diobati dengan satu obat sekaligus. Padahal menurut WHO pada 2002 konsumsi obat kimia sintetik yang berlebihan akan memiliki efek samping yang berbahaya," ujarnya.

Sedangkan menurut Riani, tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dari tumbuhan bandotan (A.conyzoides), dan untuk mencari kandungan senyawa metabolit sekunder ekstrak daun A.conyzoides sebagai antibakteri dan antiinflamasi.

Pengertian dari antibakteri merupakan zat yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan dapat mematikan (membunuh) bakteri. Uji anti bakteri dalam penelitian ini menggunakan ekstrak Ageratum conyzoides dengan konsentrasi 200 mg/ml, 150 mg/ml, 100 mg/ml, 5 mg/ml.

Hasil dari uji antibakteri menunjukkan daya hambat eksrak pada konsentrasi 200 mg/ml, 150 mg/ml, 100 mg/ml, 5 mg/ml terhadap bakteri S.aureus dan E.coli berturut-urut 8.7mm, 7.1mm, 7.9mm, 6.64mm, dan 10.9mm, 7.8mm, 7.33mm, 6,89mm. Dari data tersebut menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan dengan daerah zona hambat yang dihasilkan oleh kontrol positif (amuksilin) sebesar 12.21mm. A.conyzoides memiliki aktivitas antibakteri terhadap S.aureus dan E.coli dalam kategori sedang, oleh sebab itu A.conyzoides berpotensi menjadi antibakteri.

Selain berpotensi menjadi antibakteri, ekstrak tumbuhan bandotan juga berpotensi menjadi obat antiinflamasi. Sementara pengertian dari antiinflamasi merupakan obat yang dapat menghilangkan radang serta pembengkakan pada bagian tubuh tertentu.

Penelitian uji antiinflamasi dilakukan dengan menggunakan 30 tikus putih jenis galur Wistar yang diinjeksi karagenan sebesar 1 persen. Pengukuran edema dilakukan setelah dan sebelum injeksi dengan interval waktu 30 menit selama 5 jam.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun A.conyzoides dengan dosis 30mg/kgBB, 200mg/kgBB dan 448 mg/kgBB memiliki potensi sebagai obat antiinflamasi dengan persen daya antiinflamasi masing-masing 10,43; 21,67; dan 30,34 %. Dosis ekstrak 448 mg/kgBB tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kontrol positif yaitu natrium diklofenak dosis 20 mg/kgBB yaitu 33,053 persen. Dari penelitian ini menyatakan bahwa ekstrak etanol daun A.conyzoides memiliki aktivitas antiinflamasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian yang sudah dilakukan tim Maylani menunjukan bahwa tumbuhan bandotan (Ageratum conyzoides) memiliki aktivitas antibakteri dan antiinflamasi.

"Dari hasil penelitian yang sudah kami lakukan menunjukkan bahwa tumbuhan bandotan memiliki aktivitas antibakteri, hal ini dapat ditunjukan adanya daerah zona hambat di sekitar paper disk. Kemudian selain memiliki aktivitas antibakteri, ekstrak daun bandotan juga memiliki aktivitas antiinflamasi ditunjukan dengan kemampuan ekstrak daun bandotan dalam menurunkan peradangan pada kaki tikus, sehingga dari hasil penelitian kami menunjukan bahwa tumbuhan bandotan berpotensi sebagai zat antibakteri dan antiinflamasi," kata Maylani.

Tim peneliti tersebut mengharapkan setelah adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang kegunaan tumbuhan bandotan yang awalnya dianggap sebagai tumbuhan gulma oleh sebagian masyarakat. uky/R-1

Sarat Manfaat bagi Kesehatan

Tumbuhan Bandotan termasuk jenis tumbuhan liar. Tumbuhan ini mudah ditemukan pada tanah yang tidak terawatt, dan biasanya tumbuh bergerombol.

Di Indonesia sebenarnya tumbuhan ini adalah tanaman gulma atau pengganggu di ladang atau kebun, dan tumbuhan ini tidak pernah dipelihara orang. Di pedesaan tumbuhan ini sering kita temukan di pinggir jalan setapak.

Tanaman ini tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm dan bercabang, bandotan memiliki batang bulat berambut panjang,jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar, tanaman ini mempunyai daun bertangkai berbentuk bulat telur dan pada bagian ujungnya bercak hijau dengan garis-garis tulang daun yang jelas dan berwarna kuning muda, ada serat bergerigi pada kedua sisi daunnya. letaknya saling berhadapan dan bersilang.

Bagian belakang daun berbulu jarang dan kasar. Batangnya berbulu halus yang berwarna putih dan putih kebiruan, terletak diatas tangkai panjang yang tumbuh di ketiak daun. Jika daunnya telah tua, layu, dan membusuk, sehingga mengeluarkan bau yang tidak enak.

Khasiat tumbuhan ini untuk mengobati pendarahan pada kulit yang terluka atau tersayat agar luka tidak terinfeksi. Caranya, ambil beberapa lembar daunnya, cuci bersih dan rebus hingga lumat. Kemudian tutupkan pada luka sayatan tadi.

Khasiat tanaman bandotan bisa mengobati antara lain penyakit bisul dan borok, rematik atau reumatik bengkak karena keseleo, mengobati sakit telinga akibat radang, mengobati luka berdarah bisul eksim, pendarahan rahim, luka memar, mengobati sakit tenggorokan, mengobati penyakit malaria dan influenza, untuk perawatan rambut, mengobati perut kembung, sakit perut dan muntah. uky/R-1

Komentar

Komentar
()

Top