Berpotensi Menguat Terbatas
Foto: istimewaJAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat dalam pekan pendek perdagangan, meskipun bersifat terbatas.
Investor kini menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pekan ini meskipun pasar masih terpengaruh sikap hawkish dari otoritas moneter di Amerika Serikat (AS) atau the Fed.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat the Fed tetap mempertahankan suku bunga acuannya (FFR) tetap di level tinggi selama inflasi belum berada di rentang target ban sentral sebesar 2 persen.
Selain itu, IHSG pekan ini juga akan dipengaruhi keputusan suku bunga acuan BI yang diperkirakan tetap di level 6,25 persen.
Menurutnya, jika pelemahan rupiah saat jni mendorong BI menaikkan suku bunga (BI-7DRR) kembali, maka akan berdampak negatif bagi IHSG.
Karenanya, dia memproyeksikan IHSG, Rabu (19/6), berpotensi uji support jangka panjang di level 6.600 atau Moving Average (MA) 200, serta terdapat zona permintaan dalam rentang level 6.523 - 6.632.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (18/6) sore, ditutup melemah dipimpin oleh saham- saham sektor teknologi.
IHSG ditutup melemah 96,72 poin atau 1,42 persen ke posisi 6.734,83.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 13,12 poin atau 1,53 persen ke posisi 845,50.
"IHSG dan bursa regional Asia berada di zona merah, pasar khawatir perang tarif pajak antara Tiongkok dengan Uni Eropa semakin memanas, yang disebabkan oleh pemerintah Tiongkok naik pitam menanggapi tarif baru Uni Eropa terhadap kendaraan listrik (EV) impor Tiongkok," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat pekan lalu.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham.
Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
- Baca Juga: Gakoptindo Direkomendasikan Pasok Bahan Baku MBG
- Baca Juga: Berangkatkan UMKM Training ke Jepang
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas atau semua sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi turun paling dalam sebesar 2,23 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor energi yang masing-masing turun sebesar 2,03 persen dan 1,93 persen.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- Agensi ADOR Gugat NewJeans untuk CegahTeken Kontrak Independen
- Marbot Masjid dan Guru Ngaji Seharusnya Mendapat BPJS Ketenagakerjaan
- Mike Ethan Kolaborasi dengan Mario Ginanjar Rilis Single ‘Dia Harus Tahu’
- Untuk Kenang Persahabatan, Nyoman Paul Hadirkan 'Alunan Mimpi'
- Indra Sjafri Mengaku Belajar Banyak dari Shin Tae-Yong