Berpotensi Menguat Lanjutan

JAKARTA - Penguatan rupiah terhadap dollar AS tengah pekan lalu diperkirakan berlanjut, hari ini (16/3). Pergetakan rupiah masih akan dipengaruhi kombinasi sentimen penurunan inflasi Amerika Serikat (AS) dan surplus neraca perdagangan Indonesia.

Seperti diketahui, inflasi AS turun menjadi 6 persen secara tahunan (yoy) pada Februari 2023. Meskipun masih di bawah target 2 persen, penurunan tersebut diharapkan dapat menahan bank sentral AS (The Fed) bersikap hawkish.

Dari dalam negeri, hasil surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 mungkin bisa juga membantu penguatan rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan pada Februari 2023 kembali mencetak surplus 5,48 miliar dollar AS.

Karenanya, Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (16/3), bergerak di kisaran 15.330-15.400 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan menguat.

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (15/3), menguat tiga poin atau 0,02 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.382 rupiah per dollar AS. Penguatan dipengaruhi surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 sebesar 5,48 miliar dollar AS.

"Surplus neraca perdagangan ini akan mendukung rupiah," kata analis DCFX Futures Lukman Leong di Jakarta.