Berpotensi Melemah Lanjutan

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahan jelang libur panjang. Selain merespons negatif keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuannya, pelaku pasar masih terpengaruh oleh pernyataan sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed yang cenderung hawkish atau agresif terhadap pengetatan moneter.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan beberapa pejabat the Fed memperingatkan bahwa taruhan terhadap penurunan suku bunga lebih awal dari bank sentral terlalu optimistis. Pasalnya, tren inflasi masih jauh di atas target tahunan the Fed sebesar dua persen.

Menurutnya, komentar tersebut memungkinkan dollar AS pulih dari posisi terendah dalam lima bulan terakhir. Dia memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (22/12), bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di kisaran 15.500-15.560 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank pada penutupan perdagangan, Kamis (21/12), kembali melemah 14 poin atau 0,09 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.525 rupiah per dollar AS. Pelemahan tersebut seiring keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuannya di level 6 persen.

"Saat ini pelaku pasar mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta.