Senin, 18 Nov 2024, 11:35 WIB

Berpotensi Melemah Lanjutan Awal Pekan (18/11)

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Hal itu dipengaruhi sikap investor yang mulai me­nyangsikan prospek pemangkasan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).

Bank sentral AS (The Fed) mengisyaratkan akan lebih berhati-hati dalam pemangkasan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) ke depan. Alhasil, ekspektasi pelaku pasar terhadap pemangkasan FFR ke depan mulai berkurang.

Berdasarkan indikator ekspektasi pasar CME Fedwatch, investor yang memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada Desember hanya sebesar 61 persen atau turun dari sebelumnya 85,7 persen. Para pedagang juga melihat ada kemungkinan 39 persen suku bunga bakal tetap.

Ketidakpastian tersebut bakal memicu aksj borong aset safe haven sehingga berdampak pada pelemahan dollar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi melihat pelemahan kurs ripiah bakal berlanjut. Dia mem­proyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perda­gangan di pasar uang antarbank, Senin (18/11) bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang 15.860 -15.940 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Jumat (15/11), ditutup melemah 12 poin atau 0,08 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.874 rupiah per dollar AS. Pelemahan terjadi setelah rilis data inflasi produsen AS Oktober 2024 yang lebih tinggi dari bulan se­belumnya.

“Data inflasi produsen AS bulan Oktober yang dirilis se­malam menunjukkan angka yang lebih tinggi dibanding­kan bulan sebelumnya untuk month to month 0,2 persen dibandingkan 0,1 persen,” kata pengamat pasar uang Aris­ton Tjendra di Jakarta. n mad/Ant/E-10

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: