Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berperilaku dengan Meneladani Sikap Anak

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Banyak yang berpikir anak-anak mungkin bukan sumber belajar terbaik dalam hidup, mengingat usia anak yang masih jauh lebih muda dan Andalah yang mengajarkan anak tentang apa yang ia ketahui sejak masih kecil.

Beberapa pendapat ahli mengatakan ada beberapa sifat bagus yang dimiliki oleh anak-anak yang dapat dilakukan oleh orang dewasa. Berikut perilaku anak-anak yang dapat dicontoh orang dewasa seperti yang dikutip dari parents.

1. Luapkan amarah

Anak-anak sering kali mudah meluapkan amarahnya jika tidak mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Caranya bisa mengamuk di lantai, menendang, memukul sesuatu, atau berteriak. Sebagai orang dewasa, ada baiknya untuk sesekali meluapkan perasaan seperti amarah ketika Anda merasakannya. Tentu Anda tidak akan mengamuk di lantai, menendang, atau bahkan berteriak ketika atasan Anda menyebalkan meskipun sebenarnya Anda mau melakukan hal tersebut.

"Anak-anak hebat dalam meluapkan emosinya, dan orangtua harusnya melakukan hal yang sama," kata Tina Gilbertson, psychotheraphist dan penulis Constructive Wallowing: How to Beat Bad Feelings by Letting Yourself Have Them.

Menurut Tina, itu adalah hal yang wajar untuk mengekspresikan perasaan kita selama itu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

2. Buat aktivitas fisik jadi menyenangkan

Ketika orang tua dan anak melakukan aktivitas fisik, anak terlihat sangat menikmatinya. Anak-anak cenderung akan sangat enerjik, penuh tawa, dan akan meminta untuk melakukan hal itu lagi ketika telah selesai.

Bertolak belakang dengan anak, orang tua kerap berpikir "harus melakukannya" ketimbang berpikir melakukan hal tersebut karena menyukainya. Akibatnya pun, orang tua tidak menikmati aktivitas fisik yang dilakukannya dan ingin segera selesai.

"Jika Anda suka mengendarai sepeda? Coba spin class. Kalau suka menari, coba Zumba," kata Helene Byrne, pencetus BeFit-Mom dan penulis Exercise After Pregnancy: How to Look and Feel Your Best.

Ia mengatakan orang dewasa juga perlu melakukan aktivitas yang menyenang dan menikmatinya.

3. Mencintai tubuh sendiri

Anak-anak seringkali menaikkan pakaian mereka di tempat umum dan tanpa ragu membuka baju mereka ketika sedang kedatangan tamu. Anak melakukan itu karena ingin melakukannya, tanpa mempedulikan bentuk tubuhnya.

Bukannya menyuruh Anda untuk melakukan hal yang sama, tetapi orang dewasa harus mengikuti anak-anak yang mencintai tubuh mereka. Jika Anda merasa senang dengan tubuh yang Anda miliki, Anda pasti akan merawatnya. Sebaliknya, cara Anda berbicara dan bagaimana Anda merawat tubuh Anda akan mempengaruhi anak Anda.

4. Berani untuk mengatakan "Tidak"

Anak-anak akan mengatakan "tidak" ketika tidak ingin melakukan sesuatu. Sedangkan orang dewasa, seringkali merasa tidak enakan bila ingin menolak melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukannya.

Tirulah anak-anak untuk mengatakan "tidak" ketika Anda memang tidak ingin melakukannya. Tapi lakukan dengan cara yang sopan karena hal tersebut bisa mengurasi stres yang Anda miliki dan memberikan Anda waktu luang yang bisa dinikmati.

5. Katakan apa yang diinginkan

Anak-anak mengatakan dengan jelas apa yang mereka inginkan bahkan berulang kali, berbeda dengan orang dewasa yang tidak dapat mengatakan langsung apa yang diinginkannya karena berbagai hal. Jika ingin sesuatu, cobalah katakan dengan jelas apa yang diinginkan. Bisa berupa menginginkan pujian di tempat kerja atau pasangan lebih bersikap romantis.

6. Tidak menyalahkan diri sendiri

Ketika sesuatu yang buruk terjadi, anak-anak biasanya langsung menangis. Dan setelah selesai menangis, biasanya mereka terus maju dan melupakan hal tersebut. Ini yang harus orang dewasa contoh. Dibandingkan mengkritisi diri terus menerus, ada baiknya untuk beristirahat sejenak, belajar dari kesalahan yang diperbuat, dan maju terus, jangan berlarut-larut.

"Jika anak-anak jatuh, mereka tidak membuang-buang waktu untuk menyalahkan diri mereka sendiri," kata Gilbertson.

7. Bersenang-senang dengan hal kecil

Sebagai orang dewasa, biasanya cenderung mengabaikan hal-hal sepele. Dion Metzger, psikiatris dan penulis The Modern Trophy Wife: How To Achieve Your Goals While Thriving At Home mengatakan pentingnya untuk mencoba bersenang-senang meskipun dengan hal yang kita anggap sepele.

"Ingat lagi terakhir kali Anda merasa senang," kata Metzger. Ingatlah momen-momen saat Anda merasa senang ketika Anda sedang murung.

Dan pastikan Anda memperhatikan dan menghargai sumber kecil kebahagiaan lainnya, seperti melihat pelangi kembar di langit, ciuman di kening oleh pasangan, atau saat mendengarkan lagu favorit.

Hal ini berguna juga untuk mengurangi rasa penat dan stres yang Anda rasakan entah karena tekanan pekerjaan atau berbagai hal lainnya.

Menjaga Kepercayaan Keluarga

Kepercayaan dalam keluarga adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga keutuhan keluarga tersebut. Namun, dalam beberapa kasus, ketika seseorang melanggar kepercayaan yang telah diberikan, akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan itu kembali karena semua orang merasa dikhianati, dan orang yang bersangkutan terus-terusan merasa bersalah.

Dirangkum dari thespurce, penulis Stephen M.R.Covey, dalam bukunya The Speed of Trust menyarankan kalau dalam setiap hubungan akan meningkat kalau mereka sudah saling percaya satu sama lain.

"Pondasi dari kepercayaan adalah karakter dan kemampuan," tulis Covey dalam bukunya.

Ia menjabarkan bahwa karakter terdiri dari dua hal, yaitu kejujuran dan niat. Yang mana kejujuran bisa mengungkapkan kekonsistenan seseorang, sementara niat berhubungan dengan motif orang tersebut. Sedangkan kemampuan memiliki dua elemen, yaitu kesanggupan dan hasil.

Kesanggupan adalah suatu bakat, perilaku dan pengetahuan seseorang mengenai suatu hubungan, dan hasil umumnya mengenai tentang kecakapan yang ingin dicapai oleh seseorang.

Covey juga membagikan pandangannya tentang perilaku yang dapat membangun kepercayaan, seperti berbicara terus terang, menghargai orang lain, memberitahu orang lain jika orang tersebut melakukan kesalahan dan meminta maaf jika mereka melakukan, terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan mendengarkan perkataan orang lain terlebih dahulu sebelum merespon mereka.

Jika kepercayaannya sudah dilanggar, perlu kerja keras untuk mendapatkan kembali kepercayaan itu. Dibutuhkan hati yang bersungguh-sungguh mempercayakan hati dan jiwa kepada pasangan dan anak-anak dengan cara yang baru, dan harus juga menunjukan kalau Anda dapat dipercaya.

gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top