Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berkunjung ke Kampung Wisata Lawang Seketeng

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Belakangan ini, tren kunjungan ke berbagai kampung wisata semakin meningkat. Selain menawarkan keindahan dan nilai budaya, sejumlah kampung wisata juga diminati karena sarat dengan nilai sejarah.

Terletak di kelurahan yang sama dengan Makam Belanda Peneleh, Kampung Lawang Seketeng dapat menjadi referensi tujuan wisata heritage.

Resmi dijadikan sebagai kampung wisata di tahun 2019, Kampung Lawang Seketeng adalah salah satu kampung tertua di Surabaya yang menyimpan beragam catatan sejarah.

Diduga kuat kampung ini sudah ada sejak zaman Majapahit. Hal itu terbukti dari adanya berbagai peninggalan arkeologis, seperti Sumur Jobong di Pandean Gang I.

Sumur Jobong seperti ini banyak terdapat pada situs-situs permukiman pada masa Hindu Buddha khususnya di Trowulan yang merupakan bekas Ibu Kota Majapahit.

Berbagai peninggalan sejarah lainnya akan banyak ditemui di Kampung Lawang Seketeng, sehingga pengunjung bisa berwisata sekaligus belajar sejarah.

Selain itu, terdapat Langgar Dukur Kayu yang konon dibangun sejak 1893. Tampak berbeda dengan bangunan-bangunan di sekitarnya, langgar tingkat dua itu memang terlihat kuno. Langgar tu disebut menjadi tempat mengaji Presiden Soekarno saat masih kecil.

Lalu bisa dijumpai terakota atau saluran air yang terbuat dari tanah liat yang sudah ada pada zaman Hindia Belanda, Rumah Kayu, Rumah Jengki dan Rumah Puing yang menjadi pusat daya tarik wisata.

Juga ada makam tokoh berpengaruh di masa lalu, Makam Mbah Dimo, dam Makam Syekh Zen Zaini Assegaf.

Lawang Seketeng juga menjadi kampung dari dua tokoh yang memiliki kiprah besar bagi sejarah Indonesia yakni Bung Karno dan Bung Tomo. Meja bundar milik Bung Tomo adalah salah satu barang peninggalan pahlawan kemerdekaan itu yang bisa dilihat.

Begitu memasuki kawasan ini, wisatawan akan disambut lukisan mural di tembok kampung. Lukisan tersebut menggambarkan ciri khas Lawang Seketeng, seperti kue kacamata, belimbing wuluh, serta sate manggul.

"Di sini juga telah ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah seperti tombak dan Al Quran bertuliskan tangan," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, beberapa waktu yang lalu.

Pemkot Surabaya sendiri bertujuan memaksimalkan potensi wisata Kampung Seketeng untuk meningkatkan perekonomian warga.

Untuk itu, Pemkot Surabaya tak hanya melakukan penataan potensi wisata sejarah di kawasan tersebut. Namun juga melakukan pendampingan untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar. Misalnya, dalam bentuk pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan usaha kuliner atau souvenir-souvenir khas dari Kampung Seketeng.

"Ketika itu sudah menjadi wisata heritage, secara otomatis maka kita harus mengingat siapa yang harus mendapat manfaat, tentunya warga di sekitarnya," kata Eri. "Warga sekitar kita berikan pelatihan membuat souvenir, misal gantungan kunci bentuk rumah Bung Karno. Di sana nanti juga ada makanan-makanan, nah itu siapa yang membuat? Tentunya UMKM di sana, warga di sana," ungkap dia. SB/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top