Berkah IKN, Pengguna QRIS di Kalimantan Timur Melonjak
Paparan BI terkait kinerja ekonomi Kaltim.
Foto: antara fotoSAMARINDA - Jumlah pengguna QRIS, sistem pembayaran non-tunai, di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan, yakni dari 760.563 pengguna pada Juni 2024 menjadi sebanyak 779.000 pengguna pada November 2024. Peningkatan ini sebagai dampak dari banyaknya pekerja Ibu Kota Negara(IKN).
“Secara total, kanal QRIS sudah digunakan oleh lebih dari 779 ribu orang dari sisi pengguna, kemudian lebih dari 560.000 dari sisi merchant,” kata Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim Bayuadi Hardiyanto di Samarinda, Senin (2/12).
Tingginya peningkatan pengguna QRIS karena beberapa hal, antara lain seringnya BI Kaltim melakukan sosialisasi melalui sejumlah kegiatan menarik ke sekolah-sekolah, ke sejumlah pasar, dan beragam agenda yang digelar pihaknya.
Sejumlah giat perluasan QRIS yang dilakukan seperti kolaborasi dengan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota, komunikasi langsung dengan masyarakat, penyelenggaraan festival seperti "Summer Fest Kaltim", hingga edukasi ke masyarakat.
Hal lainnya adalah dampak dari banyaknya pekerja di Ibu Kota Nusantara (IKN), karena kantin-kantin dan beberapa lokasi belanja di IKN dan sekitarnya juga memasang QRIS di merchant mereka, untuk memudahkan pembayaran secara elektronik.
Hingga kini pihaknya pun terus menguatkan sinergi dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan pembayaran non-tunai ke sejumlah daerah, bahkan BI pusat pun terus memperluas penggunaan QRIS hingga mancanegara, bukan hanya Benua Asia, tapi juga sejumlah negara di Benua Eropa.
Hal yang paling utama dalam peningkatan pengguna QRIS adalah pertumbuhan ekonomi Kaltim yang positif, yakni pada triwulan III 2024 ekonomi Kaltim tumbuh 5,52 persen, kemudian sepanjang 2024 ekonomi Kaltim diproyeksi tumbuh di rentang 5,5 persen hingga 6,3 persen.
“Pada triwulan III 2024, ekonomi Kaltim yang tumbuh sebesar 5,52 persen, meneruskan tren pertumbuhan positif sejak awal tahun. Capaian ini bersumber dari lapangan usaha yang secara konsisten tumbuh tinggi, terutama lapangan usaha konstruksi seiring dengan pembangunan yang terus berjalan,” kata Bayuadi.
Di sisi pengendalian harga, inflasi Kaltim triwulan III 2024 tercatat sebesar 2,16 persen year on year atau berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1 persen.
“Realisasi inflasi ini merupakan sebuah prestasi luar biasa yang tidak lepas dari kolaborasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, sehingga selama 2024 inflasi Kaltim terus menunjukkan terus terjadi penurunan,” katanya.
Berita Trending
Berita Terkini
- Perluas Layanan Digital, LINE Bank Kembangkan Produk Kredit Tanpa Agunan
- PPRO Gelar Aksi Peduli Sosial Donor Darah Pada Peringatan HUT ke-11 Perusahaan
- Maksimalkan PAD, Pemprov dan Pemkab/Kota Se-Jatim Kerjasama Sinergi Pungutan Pajak Daerah
- Nothing Kembangkan Tiga Ponsel Baru
- BRIN Kembangkan Teknologi Konservasi Laut Berbasis Masyarakat