Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berjuang seperti Para Juara Oliampiade

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Raih Impian dengan Berpikir seperti Juara

Penulis : Gabriela Gonzales dan Ruben Gonzales

Penerbit : Gramedia

Cetakan : Oktober 2018

Tebal : 275 halaman

ISBN : 978-602-03-8805-2

Untuk menjadi juara Olimpiade sangat luar biasa sulit. Buku ini merupakan hasil wawancara dengan 80 atlet juara Olimpiade mengenai impian menjadi juara Olimpiade muncul di benak mereka. Tantangan hebat yang dihadapi dan perasaan setelah meraih impian tersebut.

Impian menjadi juara Olimpiade rata-rata tumbuh sejak belia seperti lima tahun, walau ada juga saat sudah 17 tahun. Impian tersebut benar-benar dihayati dalam tiap detik kehitupan. Buku ini mengisahkan beragam aksi untuk mengekspresikan impian tersebut.

Jimmy, misalnya, atlet hoki es asal Amerika, setiap saat belajar membuat tanda tangan. Bahkan ketika berada di kelas, dia justru lebih fokus bereksperimen dengan beragam model tanda tangan. Guru yang memergokinya bertanya tentang kelakuannya. "Aku sedang melatih tanda tanganku karena akan bermain di Olimpiad. Orang-orang pasti bakal menginginkan tanda tanganku," jawabnya meyakinkan (hlm 3).
Untuk mewujudkan impian harus mengerahkan kemampuan terbaik dan berlatih ekstra.

Buku juga mengisahkan beberapa juara yang justru ditimpa kecelakaan tak lama sebelum pertandingan Olimpiade. John Naber adalah perenang AS Montreal, Kanada. Tulang selangkanya patah tiga bulan sebelum ajang kualifikasi Olimpiade dimulai. Dia tidak putus asa. Dalam masa perawatan dia memang tidak bisa berlatih, namun tetap ke kolam renang.

John bersama pelatihnya memperhatikan latihan perenang lain. Mereka melihat, teknik, kondisi kolam renang. John berhasil menemukan teknik renang baru yang mengantarkannya menjadi juara Olimpiade 1976 (hlm 45).

Nikki Stone, juara Olimpiade ski aerial, cedera pada dua piringan sendi punggung, dua tahun sebelum Olimpiade. Dia sakit setiap berlatih. Namun, Stone memaksakan berlatih, sehingga cederanya makin parah dan membocorkan cairan sendi. Dia banyak mendatangi beberapa dokter yang menyarankan agar Stone berhenti berlatih karena akan berisiko besar. Dia termotivasi setelah membaca ucapan Jenderal George S Patton, "Keberhasilan adalah seberapa tinggi Anda bangkit kembali ketika jatuh ke dasar (hlm 184)."

Mereka kadang takut berlatih teknik baru karena setiap kali berlatih selalu jatuh, hilang keseimbangan. Ada juga yang menghadapi hambatan finansial sehingga harus mencari perusahaan yang siap memberikan dana. Ada yang kesulitan mencari pelatih profesional sehingga harus pindah dari kota.

Tidak sedikit setelah meraih impian, para juara merasa gamang. Seolah perjuangan hidup berhenti. Mereka merasa tiada kebahagiaan yang setara dengan menjadi juara Olimpiade. Itu pula yang awalnya dirasakan Jonathan Edward, juara Olimpiade olahraga luge. Untungnya dia suka membaca. Berkat bacaan-bacaan tersebut, dia sadar bahwa berjuang menjadi juara Olimpiade hanyalah salah satu dari beragam perjuangan dalam hidup. "Ibu tunggal yang mengambil tiga pekerjaan sekaligus untuk membesarkan anak-anaknya bekerja lebih keras dari sebagian besar atlet Olimpiade," katanya (hlm 101).

Buku ini berisi informasi langka karena tidak sembarang orang bisa berbincang langsung dengan juara Olimpiade. Resep perjuangan mereka sangat bernilai. Tidak hanya untuk berhasil di ajang Olimpiade, namun juga dalam menghadapi beragam tantangan hidup sehari-hari.

Diresensi Redy Ismanto, Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Komentar

Komentar
()

Top