Berharap Berita Ampli Itu "Hoax"
Foto : koran jakarta/ones
Kegeraman yang tersuarakan di media sosial menjadi penting dimaknai sebagai adanya kesadaran sosial akan hal-hal yang dianggap kelewat batas.
Berprasangka akan kejahatan seseorang dan membakarnya adalah di luar batas normal. Dan teriakan memunculkan ini adalah bagian mengembalikan kesadaran bersama.
Baca Juga :
Maybank Indonesia Sambut Hari Pelanggan Nasional
Pada saat yang sama, kita belajar bagaimana menyikapi kabar demikian itu. Turut meng-like atau meneruskan, tapi mem-blur gambar yang ada. Dan tetap bersikap hati-hati, waspada, dan mungkin lebih bisa menahan diri dalam gerakan yang melibatkan massa.
Saya berharap berita ampli itu hoax, walau barang kali berita hoax tak semenakutkan seperti yang betul-betul terjadi.
Baca Juga :
Menparekraf Resmikan Hotel Tentrem Jakarta
Komentar
()Muat lainnya