Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi

Bergotong Royong Menjadikan Kota Lebih Sehat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kota Surabaya baru saja memasuki usia yang ke-728 tahun. Sebagai metropolitan terbesar kedua, sejumlah capaian telah tercatat. Kini tentu semakin memiliki banyak harapan untuk Kota Pahlawan ini. Masyarakat berharap kepemimpinan yang baru dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan capaian-capaian dari pejabat sebelumnya. Utamanya penanganan Covid-19 yang tengah mengganas.

Guna mengetahui lebih dalam rencana kerja, tantangan, dan terobosan-terobosan, wartawan Koran Jakarta, Selocahyo, mewawancarai Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Berikut petikannya.

Apa yang menjadi fokus Pemkot Surabaya saat ini?

Pertama menggenjot program untuk kesejahteraan masyarakat. Yang kedua bagaimana kita memberikan pekerjaan, sehingga ekonomi bergerak. Namun tak kalah mendesak adalah mengatasi pandemi Covid-19 Surabaya dulu.

Langkah apa saja untuk mengatasi pandemi Covid-19?

Tentu di masa pandemi Covid-19 ini, yang menjadi kekuatan adalah gotong royong, bersama-sama dan bahu membahu dalam menyelesaikan Covid-19. Kita sudah menjadi satu warga, keluarga besar Kota Surabaya. Saya berharap ke depannya kita selalu mengingatkan, saling bergotong-royong untuk menjadikan Surabaya lebih hebat lagi. Program prioritas kerja sekarang adalah mengatasi pandemi Covid-19. Oleh karena itu, berbagai upaya seperti vaksinasi, testing, tracing, treatment, serta sosialiasi protokol kesehatan melalui Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yang sudah ada selama ini, akan terus dilanjutkan.

Bisa dijelaskan soal gerakan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo?

Lurah dan camat diminta untuk menjaga wilayahnya dengan berinovasi sebaik mungkin sesuai dengan kondisi daerah setempat. Selain itu, Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo juga harus dibangkitkan kembali dengan melibatkan seluruh perwakilan lapisan masyarakat untuk menjadi bagian dari satuan petugas (satgas) Covid-19. Jadi, anggota satgas itu tidak hanya RT/RW dan pengurus lainnya,

Lalu siapa saja?

Ya, melibatkan semua unsur. Mulai dari perwakilan karang taruna, kader dan ibu PKK. Dengan begitu semuanya tersentuh, karena kedekatan emosional itu juga berpengaruh. Masyarakat Surabaya bisa mengerti dan sadar bahwa yang bisa menjaga kota ini dari Covid-19 adalah warganya sendiri. Dengan adanya kebersamaan dan kesadaran bersama, peningkatan terhadap penularan Covid-19, seperti saat libur panjang ini bisa dihindari.

Bisa dijelaskan soal upaya vaksinasi?

Presiden telah menjelaskan perekonomian di setiap daerah harus naik di kuartal II tahun 2021, dengan catatan angka kasus Covid-19 tidak mengalami peningkatan. Artinya secara otomatis kami akan perketat protokol kesehatan (prokes) dan semakin memasifkan vaksinasi. Terutama pelayanan publik dan lansia.

Apakah sistem door to door juga menjangkau di luar lansia?

Vaksinasi door to door tak hanya menyasar kepada para lansia. Tapi pedagang kaki lima hingga penjual di warung-warung juga menjadi sasaran vaksinasi door to door. Sebab, para pedagang ini juga termasuk dalam kategori petugas pelayan publik.

Berapa warga yang sudah divaksinasi?

Vaksinasi kepada lansia di Surabaya telah mencapai sekitar 83 persen. Sementara itu, untuk pelayanan publik, vaksinasi telah mencapai target. Diharapkan akhir Juni untuk lansia bisa selesai 100 persen. Dinkes juga melakukan pemeriksaan skrining kesehatan bagi lansia sesuai dengan standar pelayanan minimal bagi lansia.

Setelah Mei?

Setelah akhir Mei, dilakukan vaksin tahap 3, yang menyasar kelompok disabilitas, orang dengan gangguan jiwa serta masyarakat geospasial seperti masyarakat berpenghasilan rendah. Selain vaksinasi tahap 3, juga dilakukan vaksin gotong-royong. Vaksinasi ini akan menyasar para karyawan yang bekerja di perusahaan. Ada 72 perusahaan dengan total 110 ribu sasaran yang sudah mendaftarkan untuk vaksin gotong-rotong.

Bisa dijelaskan Positivity Rate Covid-19 di Surabaya?

Angka Positivity Rate Covid-19 naik menjadi 9 persen di tingkatan kota. Padahal, sebelumnya terutama sebelum lebaran, angka Positivity Rate Covid-19 di Surabaya masih di kisaran 5 persen atau dalam posisi aman. Nah, ketika ada kenaikan dari 5 persen ke 9 persen secara total Surabaya, maka berarti ini alarm dan warning buat kita. Sedikit kita lengah, cepat ini berangkatnya (kasus Covid-19), berarti kita harus hati-hati, harus warning betul. Semua harus tetap menjaga protokol kesehatan.

Bagaimana dengan tingkat hunian rumah sakit?

Kenaikan kasus Covid-19 ini terjadi H+14 pascalibur lebaran. Meski ada kenaikan kasus Covid-19, Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit Surabaya tetap terkendali. Data Dinkes Surabaya mencatat, BOR di RS saat ini 14 persen. Sebelum lebaran, BOR di RS 13 persen. Sedangkan pascalebaran 14 persen.

Apa yang dilakukan menghadapi kondisi ini?

Pemkot Surabaya tanggap dan gerak cepat untuk terus mengantisipasinya. Salah satunya dengan memasifkan kembali tes swab massal. Kami sudah sepakat dengan Satgas Covid-19 di Surabaya mulai dari Kapolrestabes Surabaya, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak dan Danrem untuk memasifkan kembali tes swab massal ini. Maka tidak hanya di pasar-pasar, mal-mal yang juga ada kerumunan, kita akan lakukan tes juga. Bahkan, semua tempat yang ada kerumunannya, termasuk di warung-warung kita akan tes. Dengan begitu, warga bisa semakin taat prokes, sehingga Covid-19 di Surabaya bisa ditekan. Jadi, swab hunter, swab massal, baik di mall, pasar maupun tempat kerumunan dan di daerah Suramadu, terus berbarengan semuanya. Hal ini penting dilakukan untuk menekan Covid-19 di Surabaya.

Bagaimana dengan penerapan jam malam?

Berdasarkan keputusan bersama, PPKM Mikro dan jam malam harus tetap dijalankan. Ketika Kapolres dan Danrem memberikan arahan tidak boleh, pemkot juga mengatakan tidak boleh, karena kita satu suara. Saya ajak warga, ayo kita jaga bareng-bareng kota ni, selalu protokol kesehatan. Saya juga minta tolong kepada teman-teman media untuk selalu mengingatkan dan menginformasikan supaya warga selalu menjaga prokes.

Apa saja isi pakta integritas?

Antara lain, pihak pengusaha berjanji bersungguh-sungguh mematuhi jam operasional yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-undangan. Mereka wajib tutup pada pukul 22.00 WIB. Kemudian siap menjalankan Standar Operasional Prosedur. Apabila ada pelangggaran prokes, maka pihak pengusaha sanggup untuk dikenakan denda administratif, penghentian kegiatan/menghentikan sendiri dan/dikenakan sanksi administratif lainnya.

Terkait penyekatan di Suramadu, sekarang bagaimana pelaksanaannya?

Sekarang di sisi Surabaya sudah dihentikan. Kalau kemarin-kemarin disekat di Suramadu. Siapa pun silakan masuk, tidak ada pembatasan. Tetapi harus ada surat sehat. Yang tidak punya diswab.

Apa hasil penyekatan, sebelum dihentikan?

Sejak dimulainya screening pada Sabtu (5/6) lalu hingga dihentikan penyekatan, Satgas Covid-19 telah melaksanakan rapid antigen kepada 27.839 pengendara. Ada 595 orang yang reaktif/positif. Kemudian kami tindaklanjuti dengan swab PCR. Ditambah pengendara yang dalam kondisi tidak sehat atau sakit, total untuk swab PCR ini sudah dilakukan kepada 953 orang. Adapun hasil swab PCR ada 354 orang yang positif.

Masyarakat Madura banyak protes. Mengapa?

Antara Surabaya dan Bangkalan tidak bisa dipisahkan, karena kekuatan yang dimiliki untuk menangani Covid-19 ini adalah kebersamaan. Kita sadar betul dengan kondisi Bangkalan saat ini yang masuk zona merah. Surabaya sudah pernah mengalami zona merah juga. Makanya, sebagai saudara kita harus saling melengkapi dan membantu, sehingga nanti nakes kita perbantukan ke Bangkalan.

Mereka protes karena belum menyadari saja betapa bahayanya Covid.

Terkait rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM), bisa dijelaskan persiapan yang dilakukan?

Kami sudah rapat koordinasi persiapan PTM melalui virtual, diikuti seluruh Kepala Sekolah SD-SMP se-Surabaya.

Hasilnya?

Ada beberapa penekanan sebelum sekolah tatap muka dibuka. Pertama terkait penyesuaian jam belajar di kelas nantinya dapat selesai sebelum pukul 12.00 WIB. Kedua, protokol kesehatan pakai masker juga harus dipastikan. Ketiga, tidak ada jam istirahat, atau keluar ke kantin. Anak-anak harus membawa bekal. Kalau ada orang tua yang masih ragu anaknya sekolah tatap muka, kita tetap memfasilitasi. Tatap muka dan daring sama-sama kita fasilitasi.

Berapa yang masuk?

Murid di kelas, diatur 25 persen apabila wilayah sekolah dalam kategori zona oranye. Kalau zona kuning atau hijau mungkin bisa dinaikkan (jumlah siswa). Juga memastikan setiap guru yang mengajar PTM telah mengikuti dua kali vaksin. Apabila belum, para guru dan karyawan di sekolah tersebut dapat didata dan disampaikan ke Dispendik Surabaya.

Bagaimana upaya meningkatkan kualitas guru?

Kami kembali mendorong guru mengikuti sertifikasi. Harapannya, kualitas pendidikan, baik sekolah negeri maupun swasta di Surabaya sama. Para Kepala Sekolah sudah diminta mendata setiap guru yang belum mengikuti sertifikasi.

Terkait inovasi layanan, apa yang sudah dilakukan?

Pemkot sudah menyediakan 185 titik layanan administrasi kependudukan. Pengurusan saat ini cukup dilakukan di kelurahan dan kecamatan. Sebelumnya pelayanan di Gedung Siola, hanya membuka 30 titik pelayanan. Harapan kami warga semakin dimudahkan karena dekat dengan rumahnya.

Jenis layanan apa saja yang bisa diurus di kelurahan?

Khusus di kelurahan, warga bisa mengurus akta kelahiran, akta kematian, legalisir, dan pelayanan adminduk yang membutuhkan penetapan Pengadilan Negeri (PN) . Layanan adminduk yang bisa diurus di kelurahan seperti yang terintegrasi dengan PN.

Soal lingkungan, bisa dijelaskan pengoperasian Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Benowo Surabaya?

Pembangunannya dilakukan pemkot sejak 2012. Dengan ini dapat mengurangi sampah yang masuk ke TPA Benowo sampai 20 persen. Juga akhirnya menghasilkan energi listrik 11 megawatt.

Bagaimana upaya pencegahan korupsi?

Pemkot Surabaya berhasil mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2020 kesembilan kali berturut-turut. Itu menunjukkan hasil kerja yang transparan dan akuntable dari Kepala daerahnya maupun DPRD-nya.

Apabila dalam audit BPK masih saja ditemukan kesalahan, kami akan terus memperbaiki diri. Kami sampaikan ke jajaran, jangan sampai ada temuan BPK di titik yang sama. Selain itu, setiap langkah yang akan dilakukan selalu meminta pendampingan baik dari Kejaksaan maupun KPK.

Riwayat Hidup*

Nama: Eri Cahyadi

Tempat, tanggal lahir: Surabaya, Jawa Timur, 27 Mei 1977

Istri: Rini Indrayani

Anak: 2 anak

Pendidikan:

  • D-3 Teknik Sipil di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (1999)
  • S-1 Teknik Sipil di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (2001)
  • S-2 MMT Management Proyek di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2005)
  • S-2 Magister Teknik Sipil di Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya (2008)

Karier:

  • Konsultan di Jakarta (1999-2001)
  • Pegawai Negeri Sipil (2001-2020)
  • Kepala Dinas Cipta Kerja Kota Surabaya (2017-2018)
  • Plt. Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya (2018)
  • Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2018-2020)
  • Wali Kota Surabaya (2021-sekarang)

*BERBAGAI SUMBER/LITBANG KORAN JAKARTA/AND


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top