![Berebut Swing Voters di Jawa Barat](https://koran-jakarta.com/images/article/phpvjedu2_resized.jpg)
Berebut "Swing Voters" di Jawa Barat
![Berebut Swing Voters di Jawa Barat](https://koran-jakarta.com/images/article/phpvjedu2_resized.jpg)
PETA PEMILIHAN | Dari kiri ke kanan, Ade Reza Haryadi (Pengamat Politik), Agnes Marcellina (Caleg DPR RI Partai Ger¬indra), Bambang Dwi Hartono (Ketua DPP PDI-P Bidang Peme¬nangan Pemilu), Nasrullah Kusadjibrata (Moderator/ Peneliti Indopolling Network), Hermawan Sulistyo (Peneliti LIPI), dan Wempy Hadir (Direktur Eksekutif Indopolling Network), dalam diskusi “Peta Elektoral Capres dan Partai Politik di Jawa Baratâ€, di Bakoel Cikini, Menteng, Jakarta, Selasa (6/11).
Menurut pengamat politik, Ade Reza Haryadi, Jawa Barat akan menjadi critical point terhadap Pemilu 2019. Suara swing voters akan menjadi tambahan modal bagi kedua Paslon, sehingga menentukan kemenangan, bahkan sampai tingkat nasional.
"Prabowo secara signifikan mendapatkan suara besar di kalangan Islam konservatif, sementara Jokowi berhasil mempertahankan suara golongan nasionalis di Pantura dan Jabar bagian Timur. Namun, swing voters jangan diremehkan karena jumlahnya yang cukup besar," katanya.
Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hermawan Sulistyo, menuturkan bahwa sebagian besar pemilih di Jawa Barat cenderung konservatif, sehingga isu-isu SARA dan tidak substansif masih dominan dalam salah satu alasan memilih Paslon. Dengan begitu, program-program yang ditawarkan akan kalah dengan isu-isu tersebut.
"Sebagus apa pun program Jokowi, ia tidak akan dipilih ketika tersebar luas berita di media sosial yang berkata bahwa Jokowi itu keturunan China, antek PKI, dan isu-isu SARA lainnya," kelakarnya.
Hermawan berpendapat bahwa seharusnya tim kampanye dari masing-masing Paslon dapat mengoptimalkan potensi pemilih konservatif yang ada di Jawa Barat. Ia menganggap bahwa masyarakat Jawa Barat bangga akan suku dan leluhurnya. tri/AR-3
Komentar
()Muat lainnya