Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peringatan HUT ke 72 RI

Berbusana Kain, Perkuat Jati Diri Bangsa

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ratusan wanita yang tergabung dalam Komunitas Cinta Berkain Indonesia turut meramaikan kegiatan Car Free Day, Minggu (6/8). Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-72, para wanita paruh baya itu nampak anggun dengan balutan baju putih yang dipadupadankan dengan kain berwarna merah sebagai bawahan.

Ketua Umum Komunitas Cinta Berkain (KCB) Indonesia Sita Hanimastuty Agustanzil, mengatakan, minimnya apresiasi dan pengetahuan masyarakat terhadap warisan tradisi nusantara ini menyebabkan, berkain dinilai sebuah hal yang tabu untuk digunakan sebagai busana non-formal. Padahal, memakai busana kain dalam melakukan kegiatan sehari-hari merupakan suatu cara untuk memperkuat jati diri Indonesia.

"Kita tidak boleh bilang berkain itu sulit. Karena di zaman dulu, wanita Indonesia masih menggunkan kain sebagai busana sehari-hari. Kami ingin melestarikan bagaimana gaya berkain nenek moyang kita. Semoga ini menjadi sumbang karsa KCB untuk turut membantu penguatan jati diri bangsa yang mulai luntur," ujar Sita Hanimastuty Agustanzil saat acara jalan pagi dalam kegiatan Car Free Day, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (6/8).

Wanita yang berprofesi sebagai arsitek itu menerangkan, KCB Indonesia juga mengajarkan bagaimana cara menggunakan kain nusantara yang modern dan nyaman kepada masyarakat. Berkain merupakan sebuah fasyen yang tidak hanya digunakan oleh orang tua saja, tetapi juga bisa dipakai oleh semua umur dan golongan.

"Berkain mudah dan nyaman kok. Ayo kita berkain, dampaknya ada. Tapi juga jangan asal pakai, setiap kain yang dibuat pengrajin itu punya aturan. Bukan berarti membalikan ke zaman purbakala mistis tapi memang ada pakemnya," terang Sita.

Ketua Bidang Pengembangan Wawasan dan Pengembangan Diri KCB Indonesia, Sri Dahana menambahkan setiap kain yang dibuat oleh pengrajin memiliki cerita, sejarah, latar belakang dan cara pakai yang berbeda-beda. Tak hanya tampak cantik secara fisik dengan berbusana kain, KCB Indonesia juga mengajarkan tampil cantik dari dalam melalui pembawaan diri yang bermuara cara berinteraksi dan berkomunikasi.

"Kain itu sarat dengan cerita dan makna. Dengan mengerti mereka bisa menghargai, kemudian ada keinginan untuk memakai dan melestarikannya. Kalau sudah cantik luar, dari dalam juga harus cantik dengan cara menghargai perbedaan," terang wanita yang akrab disapa Yaya itu.

Dengan menggunakan busana kain, lanjut Yaya, secara tidak sengaja masyarakat turut andil dalam meningkatkan kesejahteraan perekonomian pengrajin. Dikatakan, hal tersebut merupakan dampak positif untuk kemajuan ekonomi mikro yang perlu didukung.

"Kita ingin masyarakat menggunakan produk bangsa kita dengan berkain, entah pakai sarung, batik, kain lurik dan lainnya. Dari situ kami harap pengrajin tenun dan kain bisa hidup dan lebih maju lagi," tutup dia. nis/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top