![Berbicara di PBB, Menlu RI Usung Paradigma Kolaborasi Atasi Tantangan Global](https://koran-jakarta.com/images/article/berbicara-di-pbb-menlu-ri-usung-paradigma-kolaborasi-atasi-tantangan-global-220927155439.png)
Berbicara di PBB, Menlu RI Usung Paradigma Kolaborasi Atasi Tantangan Global
![Berbicara di PBB, Menlu RI Usung Paradigma Kolaborasi Atasi Tantangan Global](https://koran-jakarta.com/images/article/berbicara-di-pbb-menlu-ri-usung-paradigma-kolaborasi-atasi-tantangan-global-220927155439.png)
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi
Kurangnya kepercayaan antar-negara (trust deficit) memicu kebencian dan ketakutan, sehingga dapat berujung pada konflik. Hal ini terjadi di berbagai belahan dunia. Untuk itu, trust deficit harus diubah menjadi kepercayaan strategis (strategic trust).
"Ini harus diawali dengan penghormatan terhadap hukum internasional. Prinsip kedaulatan dan integritas wilayah tidak bisa ditawar. Prinsip-prinsip ini harus senantiasa ditegakkan. Penyelesaian masalah secara damai harus menjadi satu-satunya solusi untuk setiap konflik," tegas Menlu Retno.
Dia menambahkan, paradigma baru ini juga harus diterapkan untuk membuat terobosan dalam mengatasi isu Palestina dan Afghanistan. Retno tegaskan bahwa Indonesia akan terus bersama Palestina dalam perjuangkan kemerdekaannya, sedangkan untuk Afghanistan Indonesia berkomitmen membantu memperjuangkan hak dan akses pendidikan bagi perempuan di Afghanistan.
Kedua, untuk membangkitkan tanggung jawab kita terhadap pemulihan global.
Saat ini, solidaritas global semakin menyurut. Diskriminasi perdagangan terjadi di mana-mana, demikian juga dengan monopoli rantai pasok global. Tata kelola ekonomi global dimanfaatkan untuk kepentingan negara kuat.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya