Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berasal dari Debu Komet

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Peristiwa bintang jatuh atau meteor dengan mudah diamati saat langit cerah. Peristiwa ini frekuensinya semakin sering saat terjadi musim hujan meteor. Ada tanggal-tanggal tertentu setiap tahun.
Sebagian besar meteor rusak atau meledak sebelum jatuh ke bumi. Materi ini bisa berasal dari komet atau asteroid. Bahkan bisa dari bulan atau planet lain. Beberapa meteorit berbatu, namun juga memiliki kombinasi batu dan logam.
Menurut The National Aeronautics andSpaceAdministration (NASA), meteoroid yang sering disebut bintang jatuh berupa kilatan cahaya, terlihat melesat di langit. "Tapi kita menamai objek yang sama dengan nama berbeda, tergantung mana tempatnya," tulis NASA pada laman resminya.
Meteor berasal dari meteoroid yaitu benda di luar angkasa yang ukurannya bervariasi dari butiran debu hingga asteroid kecil. Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi (atau planet lain, seperti Mars) dengan kecepatan tinggi dan terbakar, bola api atau "bintang jatuh" disebut meteor. "Saat meteoroid selamat dari perjalanan memasuki atmosfer dan menghantam tanah, itu disebut meteorit," kata NASA.
Terkadang meteor bahkan bisa tampak lebih terang dari Venus. Hal seperti itu biasanya disebut sebagai "bola api." Para ilmuwan memperkirakan setiap hari ada sekitar 48,5 ton material meteorit menghantam atmosfer bumi.

Hujan Meteor
Waktu yang tepat mengamati meteor saat terjadi hujan meteor. Pada 1-5 Januari lalu, misalnya, terjadi Hujan Meteor Quadrantids. Hujan meteor ini memiliki frekuensi kejadian per jam mencapai 40 kali atau di atas rata-rata hujan meteor. Pada 22-23 April nanti terjadi juga hujan Meteor Lyrids yang menghasilkan sekitar 20 meteor per jam pada puncaknya.
Materi Hujan Meteor Quadrantids berasal dari butiran debu tinggalan komet yang telah punah bernama 2003 EH1. Sesuai dengan namanya, planet tersebut ditemukan pada 2003. Sementara itu, hujan meteorLyrids berasal dari debu yang ditinggalkan komet C/1861 G1 Thatcher, yang ditemukan pada 1861.
Hujan meteor biasanya dinamai berdasarkan bintang atau konstelasi yang dekat dengan tempat asal meteor tersebut di langit. Mungkin yang paling terkenal adalah Perseid, yang mencapai puncaknya sekitar 12 Agustus setiap tahun.
Setiap meteor Perseid adalah bagian kecil dari komet Swift-Tuttle, yang berayun oleh Matahari setiap 135 tahun. Hujan meteor penting lainnya termasuk Leonids, terkait dengan komet Tempel-Tuttle, Aquarids dan Orionids, terkait dengan komet Halley, dan Taurid, terkait dengan komet Encke.
Sebagian besar puing komet tersebut berukuran sebutir pasir dan kacang polong. Mereka terbakar di atmosfer sebelum mencapai tanah. Terkadang, debu meteor ditangkap pesawat yang terbang tinggi, lalu dianalisis laboratorium NASA.

hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top