Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencegahan Terorisme

Bendung Radikalisme dengan Literasi Digital

Foto : istimewa

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong generasi muda untuk meningkatkan literasi digital ke arah pemanfaatan yang positif guna mencegah potensi ancaman paparan radikalisme pada masa mendatang.

"Potensi ancaman terhadap generasi penerus bangsa terkait dengan paparan radikalisme yang masif di ruang-ruang digital harus segera disikapi dengan langkah nyata untuk mencegah meluasnya nilai-nilai yang mengancam jati diri anak bangsa itu," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/9).

Wanita yang akrab disapa Rerie itu kemudian mengutip Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dalam Forum Dialog Kebangsaan, Kamis (1/9), menyebutkan tingginya potensi paparan radikalisme terhadap kalangan urban, generasi Z, dan mereka yang aktif di internet.

Untuk itu, Rerie memperingatkan agar pencegahan sedini mungkin harus segera lantaran penahapan radikalisme saat ini mulai dari keberadaan kelompok-kelompok kecil yang tidak terafiliasi kelompok teror.

Dari tahapan itu, lanjut dia, berlanjut membangun ketertarikan ideologi hingga menumbuhkan fase radikalisasi dan mengglorifikasi kegiatan-kegiatan untuk akhirnya bergabung dengan kelompok teror.

Ditekankan pula bahwa kondisi tersebut harus segera disikapi dengan serius oleh para pemangku kepentingan lewat langkah-langkah strategis guna menandingi derasnya arus paham radikalisme yang membanjiri ruang digital di tengah nilai-nilai kebangsaan dan nilai luhur warisan para pendiri bangsa.

"Kesadaran akan maraknya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan kita harus benar-benar dibangun agar menjadi kepedulian bersama untuk mencegah penyebarannya lebih luas lagi," ujar Rerie yang juga merupakan anggota Komisi X DPR RI itu.

Pecah Persatuan

Sementara itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, mengatakan, dakwah seharusnya menyerukan masyarakat untuk berbuat pada kebaikan bukan malah memecah belah persatuan atau memicu timbulnya kemarahan.

"Konsep dakwah seharusnya menyerukan manusia menuju kebaikan, bukan justru mendorong kemarahan dan memecah belah umat," kata dia, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi salah satu panelis pada sebuah kegiatan dengan mengusung tema "Moderasi Beragama Perkuat Persatuan Bangsa".

Ia menegaskan narasi propaganda yang berimbas pada pecahnya persatuan bangsa, semestinya tidak direspons oleh masyarakat. Narasi propaganda akan menjauhkan umat dari kehidupan yang tenang dan damai. Padahal, setiap manusia menginginkan suasana yang tenang dan damai.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top