Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bencana Alam Masih Mengancam Wilayah Jateng

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sepanjang tahun 2017, terjadi sejumlah bencana alam di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan, seperti Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, Cilacap, dan Purbalingga. Bencana mulai dari banjir, longsor, hingga angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang. Di Banjarnegara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menginformasikan bahwa pada tahun 2017, telah terjadi sejumlah kejadian bencana alam di wilayah tersebut. Misalnya, selama Oktober 2017, ada 40 kejadian bencana alam di Banjarnegara. Dari 40 bencana tersebut, 33 di antaranya merupakan bencana tanah longsor.

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika/BMKG Banjarnegara), Setyoajie Prayoedhie, mengatakan puncak musim hujan diprakirakan akan berlangsung hingga Januari 2018. Sepanjang November hingga Desember 2017, BMKG beberapa kali mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di wilayah Jateng. BMKG, tambah Setyoajie, mengimbau masyarakat mewaspadai potensi genangan, banjir, banjir bandang, maupun tanah longsor di kawasan yang berpotensi hujan lebat. Otoritas transportasi hendaknya mewaspadai potensi genangan yang bisa muncul di jalan raya, kereta api, dan bandar udara.

BMKG mengimbau seluruh pihak untuk mewaspadai munculnya kilat dan petir, dan disarankan tidak berlindung di bawah pohon, serta menyiapkan diri dengan selalu membawa payung dan jas hujan ketika keluar rumah. Diharapkan dengan adanya bencana ini menambah kesadaran seluruh pihak, termasuk masyarakat, untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Salah satunya, dengan meningkatkan upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana. Hal tersebut sangat penting dilakukan guna meninimalisasi jatuhnya korban.

Peringatan Dini

Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman, Arwan Apriyono, mengingatkan pentingnya sistem peringatan dini, khususnya di lokasi rawan longsor. Pemerintah daerah perlu mengecek apakah sistem peringatan dini yang dimiliki telah berfungsi dengan baik. "Pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi dan terus mengingatkan penduduk yang tinggal di wilayah lokasi longsor agar lebih waspada," kata Arwan. Kepala Pusat Mitigasi Bencana LPPM Universitas Jenderal Soedirman, Endang Hilmi, menambahkan upaya mitigasi bencana bukan saja menjadi tugas pemerintah, melainkan tugas bersama. Jika ditinjau dari risiko bencana, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top