Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Catatan Akhir Tahun

"Benang Kusut" Pelatnas Asian Games 2018

Foto : ANTARA /Sigid Kurniawan

EVALUASI PELATNAS I Atlet Jawa Tengah Wiji Lestari (tengah), atlet Jawa Barat Tresna Puspita Gusti Ayu (kiri), dan atlet Jawa Barat Vevi Dwi Fauzia mengikuti lari 100 meter gawang sapta lomba putri Kejuaraan Nasional Atletik 2017 di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Kejuaraan yang digelar dari enam hingga sembilan Desember 2017 tersebut sebagai salah satu ajang evaluasi bagi atlet pelatnas menjelang Asian Games 2018.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebelum dibubarkan, Ketua Satlak Prima, Achmad Sutjipto menuturkan alasan kegagalan Indonesia di SEA Games 2017. Ia menyebut ambisi tuan rumah, Malaysia, menjadi juara umum sebagai salah satu faktor kegagalan.

"Hasil di SEA Games 2017 jujur saja tidak memuaskan karena target tidak tercapai. Jumlah 55 medali emas yang sudah ditargetkan secara realistis justru tidak terwujud lantaran kendala yang dibuat tuan rumah sehingga memengaruhi kondisi bertanding," ujar Sutjipto ketika itu.
Kementerian Pemuda dan Olah raga (Kemenpora) akhirnya mengambil langkah pembubaran Satlak Prima dan meleburnya ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) agar dapat lebih maksimal dan meminimalisasi alur birokrasi di bidang Olahraga.

Pembubaran Satlak Prima tersebut tentu saja menimbulkan pro dan kontra. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menilai langkah ini justru tidak menimbulkan efek yang besar bagi peningkatan prestasi Indonesia ke depan. Pembubaran Satlak Prima menunjukkan langkah panik dan hanya merupakan bentuk lempar tanggung jawab atas kegagalan Indonesia di SEA Games 2017.

Anggota Komisi X DPR yang juga mantan atlet Nasional, Yayuk Basuki menilai dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2017 pada 19 Oktober lalu yang bertujuan untuk memotong birokrasi dengan membubarkan Program Indonesia Emas (Prima) tidak akan menyelesaikan persoalan tetapi justru menimbulkan banyak persoalan lainnya. Terlebih, persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 sudah sangat mepet. Atlet-atlet dari cabang-cabang olah raga harus segera masuk pelatnas untuk menghadapi event olah raga terbesar di Asia tersebut.

"Sejak awal, saya sudah mengingatkan saat ini bukan waktu yang tepat untuk membubarkan Satlak Prima. Masa transisi itu butuh waktu sedangkan waktu persiapan Indonesia menghadapi Asian Games 2018 sangat mepet," kata Yayuk Basuki melalui keterangannya kepada Koran Jakarta di Jakarta, Minggu (17/12).
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top