Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Benahi Manajerial Transjakarta

Foto : TMCPolda Metro

Dir Lantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, S.I.K., M.T.C.P. melakukan pengecekan TKP kecelakaan lalu lintas kendaraan Transjakarta di Jalan MT ­Haryono Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Penyidikan selanjutnya adalah human error dan menemukan penyebab kecelakaan tersebut adalah pengemudi yang kehilangan kesadaran akibat serangan epilepsi beberapa saat sebelum terjadinya tabrakan. "Kehilangan kesadaran tersebut diduga disebabkan serangan epilepsi secara tiba-tiba," kata Sambodo.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap rekannya, J diketahui harus mengonsumsi obat syaraf yakni phenytoin dan obat darah tinggi amlodipine. Namun berdasarkan hasil pemeriksaan urine, pada saat kejadian, korban tidak meminum obat syaraf yakni phenytoin sehingga mengakibatkan serangan epilepsi.

"Serangan tersebut dimungkinkan karena yang bersangkutan tidak minum obat saraf phenytoin yang terlihat tidak adanya kandungan phenytoin baik di urine maupun darah pengemudi dari hasil pemeriksaan labfor," ujar Sambodo.

Berdasarkan tulisan Malcolm P Taylor dalam Managing Epilepsy, penyandang epilepsi mendapat batasan untuk melamar pekerjaan, baik itu secara hukum, oleh peraturan perusahaan, atau bahkan berdasarkan keputusan dari perekrut sendiri, sehingga menurunkan jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia.

Terlebih, menurut Orrin Devinsky dalam Epilepsy: Patient an Family Guide, dengan adanya stigma sosial membuat para penyandang epilepsi semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Banyak perusahaan tetap enggan memperkerjakan pengidap epilepsi, meskipun terbukti bebas serangan melalui pengobatan atau operasi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top