Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, Soal Pengelolaan Sampah Bantar Gebang

Belasan Juta Meter Kubik Sampah Menumpuk

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebagai kota metropolitan, Jakarta merupakan kota penghasil sampah terbesar di tanah air. Jumlahnya mencapai 7 ribu ton per hari. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun depan, sampah yang dihasilkan ibukota diprediksikan mencapai 8 ribu ton per hari.

Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum memiliki tempat pengelolaan sampah mutakhir. Sampah-sampah tersebut hanya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi. Tempat ini lebih dikenal sebagai Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

Untuk mengetahui lebih lanjut kondisi Bantargebang saat ini, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Kepala Unit Pengolahan Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:

Seperti apa pengolahan sampah di TPST Bantar Gebang?

TPST Bantar Gebang sekarang, kita sudah take over pengelolaan dari pihak ketiga sejak Juli tahun lalu. Ini ada proses panjang, mulai swakelola, kerjasama dengan pihak ketiga, kembali ke swakelola oleh Pemprov, pihak ketiga lagi dan sekarang kembali swakelola.

Bagaimana perbedaan swakelola Bantar Gebang dengan pengelolaan oleh pihak ketiga?

Mulai 2009 kita berkontrak dengan pihak ketiga. Lalu putus 2016. Selama tujuh tahun ita akui cukup pengelolaan amburadul. Pengelolaan sampah dengan pihak ketiga, bukannya makin bagus, tetapi hancur. Maka Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bilang, "Buat apa kita keluar uang sampai 350 miliar rupiah setiap tahun, tapi hasilnya begitu saja. Sampah cuma ditumpuk-tumpuk". Akhirnya Pak Ahok memutus kontrak dengan pengelola Bantargebang saat itu.

Lalu?

Per 19 Juli 2016 kami take over. Dengan segala macam dinamikanya, mulai banyak antriean, protes warga. Jujur, kita sedang memperbaiki itu semua. Jadi, ini PR yang sangat luar biasa. Selama 3-5 tahun, kami perbaiki sarana prasarana yang ada. Seperti jala di sana hancur. Kita coba lakukan perbaikan untuk jalan operasional, salurannya, IPAS-nya, lalu power house. Itu semua kondisinya amburadul sejak mereka (pihak ketiga) tinggalkan.

Amburadulnya seperti apa?

Misalnya power house. Itu kapasitasnya 16 megawatt. Seharusnya 16-19 megawatt. Itu sempat beroperasi, tapi memang sebentar. Dari 2010. Itu hanya bagus pada tahun pertama dan maksimal listrik yang dihasilkan 8 megawatt.

Kemana listrik itu disalurkan?

Itu langsung dijual ke PLN. Jadi, maksimum produksi power house Bantar Gebang hanya 8 megawatt. Makin ke sini, terus menurun. Puncak bagusnya hanya 2010 dan sempat jadi TPA terbaik nasional. Karena ada power house itu. Tapi sampai sekarang kinerjanya turun. Terakhir saat kita takeover hanya menghasilkan satu megawatt.

Sekarang masih beroperasi?

Masih. Tapi sempat off juga dan kita coba lagi membenahinya. Power house ini bersumber dari gas yang dihasilkan sampah. Jadi, bukan dibakar atau bagaimana. Selama ini, yang belum terkelola dengan baik ya capture gasnya. Itu memang amburadul, sehingga hasilnya kurang maksimal. Kini, terus berupaya memperbaikinya.

Sebenarnya, berapa potensi gas yang dihasilkan sampah?

Sebenarnya gini. Kapasitas terpasang power house itu hanya 16 megawatt dari engine yang ada. Dari 12 engine terpasang, yang beroperasi sejak dulu hanya dua engine. Itu dari dulu. 10 engine itu amburadul. Dari dulu hanya dua engine yang sempat dioperasikan.

Saat ini, berapa total sampah yang ada di Bantargebang ?

Ada 18 juta meterkubik.

Sampai kapan Bantar Gebang bisa bertahan?

Maksimal, prediksi.saya 5 tahun lagi. Dengan sampah 8 ribu ton per hari, kayaknya masih sanggup. Kalau modalnya hanya tumpuk-tumpul saja.

Apakah masih ada antrean truk di sana?

Sekarang sudah nggak ada. Kita terus perbaiki sistemnya. Armada truk yang masuk ke Bantar Gebang bisa sampai 1200 unit dari berbagai ukuran. P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top