Belanja Konsumtif Masih Dominan
Sekitar 80–90 persen pengeluaran APBN dialokasikan untuk pengeluaran rutin pegawai, termasuk gaji.
Jakarta - Pola penganggaran saat ini dinilai tak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya meskipun ruang fiskal cenderung luas seiiring pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Alokasi pengeluaran di APBN lebih besar dialokasikan untuk belanja konsumtif ketimbang produktif. K arena itu, pemerintah diminta mengubah pola penganggaran dengan menekankan pada belanja produktif sehingga mempunyai dampak untuk menggerakkan mesin perekonomian.
Dalam hasil studi atau kajiannya, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menemukan bahwa sekitar 80-90 persen anggaran habis karena dialokasikan untuk pengeluaran rutin pegawai, seperti gaji dan sebagainya. Ekonom Senior Indef, Didik J Rachbini, menilai birokrasi pada saat ini menjadi beban dan problem terbesar di dalam ekonomi politik APBN.
Karena itu, dia menginginkan agar pola penganggaran yang terkait dengan birokrasi negara harus segera dibenahi. "Kalau tidak bisa menyelesaikan permasalahan birokrasi, maka siapa pun presidennya akan susah," kata Didik J Rachbini dalam diskusi publik di Jakarta, Rabu (29/8). Didik memperingatkan pemerintah mesti dapat menghindari penyakit fiskal berupa pemborosan anggaran negara.
"Betul-betul penyakit boros anggaran telah merasuk di dalam birokrasi," katanya. Dia juga berpendapat pada periode saat ini tidak ada kontrol yang relatif efektif sehingga utang dapat semakin besar bertambah kepada pengeluaran untuk birokrasi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya