Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penelusuran Sejarah

Belanda Gunakan Kekerasan Sistematis dalam Perang Kemerdekaan Indonesia

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Permintaan Maaf

Namun, pemerintah Belanda tidak pernah sepenuhnya memeriksa atau mengakui ruang lingkup tanggung jawabnya. Pada tahun 2013, Duta Besar Belanda untuk Indonesia mengeluarkan permintaan maaf atas eksekusi mati, dan selama kunjungan pada tahun 2020, Raja Willem- Alexander membuat permintaan maaf yang mengejutkan atas "kekerasan berlebihan" selama konflik.

Pada Oktober 2020, pemerintah Belanda mengatakan akan menawarkan kompensasi 5.000 euro (5.600 dollar AS) kepada anak-anak Indonesia yang telah dieksekusi selama konflik, setelah penyelesaian tahun 2013 dengan beberapa janda.

Negara-negara itu sekarang menikmati hubungan ekonomi yang kuat, tetapi perang tetap menjadi topik sensitif di antara para korban dan veteran. Pada tahun 1969 pemerintah Belanda menemukan bahwa pasukannya secara keseluruhan telah berperilaku baik selama konflik.

Tetapi pada kenyataannya, Angkatan Bersenjata Belanda menggunakan kekerasan ekstrem secara sering dan struktural, dalam bentuk eksekusi di luar proses hukum, perlakuan buruk dan penyiksaan, penahanan dalam kondisi yang tidak manusiawi, pembakaran rumah dan desa, pencurian dan perusakan properti dan makanan, pasokan, serangan udara yang tidak proporsional dan penembakan artileri, dan apa yang sering merupakan penangkapan massal acak dan penahanan massal," kata laporan baru itu dalam ringkasan temuannya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top