Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERADA

Belajar Berbicara di Depan Umum

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Berbicara di depan publik ternyata gampang-gampang susah. Malahan, bagi sebagian orang menakutkan dan menegangkan, sehingga kehilangan kata. Padahal semua orang dituntut dapat berbicara di hadapan publik. Karena tidak semua orang memiliki keterampilan berbicara yang baik di depan umum, maka perlu latihan.

Kemampuan berbicara di depan umum dapat memotivasi, mempengaruhi, berbagi informasi, atau sekadar menghibur. Public speaking juga merupakan cara yang baik untuk menyusun dan menyampaikan gagasan secara aktif guna mengubah pendapat orang. Buku ini menyebut public speaking merupakan salah satu bentuk seni berkomunikasi.

Public speaking dalam ilmu komunikasi diartikan sebagai suatu keterampilan berbicara di depan khalayak yang membuat seseorang lancar berbicara, dan mampu mengontrol emosi. Perlu memilih kata dan nada bicara yang tepat (hal 3).

Belajar public speaking sebenarnya sederhana. Rasa percaya diri menjadi utama yang perlu dipelajari dan dilatih. Rasa percaya diri akan sangat membantu melakukan berbagai aktivitas, termasuk berbicara di depan umum. Percaya diri keyakinan seseorang dalam menaklukkan rasa takut ketika menghadapi situasi tertentu.

Gejala rasa takut ini dapat menyebabkan kehilangan konsentrasi, pikiran tiba-tiba kosong, tubuh berkeringat, jantung berdebar, dan terlalu banyak bergumam (hal 47).

Buku ini menjawab keresahan sebagian orang yang selama ini menganggap public speaking sulit. Materi dikupas mulai dari penyebab munculnya rasa takut atau kurang percaya diri. Kemudian, cara mengatasinya, berdiri, duduk, dan berjalan.

Pemahaman tentang protokol, melatih vocal, penampilan, dan penggunaan alat bantu suara. Inti public speaking adalah penyampaian pesan kepada audience yang tidak hanya melibatkan kata, tetapi juga bahasa tubuh, suara dan visual.

Bahasa tubuh dan penampilan penting karena mampu menyampaikan banyak pesan kepada orang lain. Gerak tubuh membantu menjelaskan, menekankan, atau mengklarifikasi arti. Selain itu, bahasa tubuh seseorang mampu menghadirkan berbagai interpretasi makna bagi orang lain. Para peneliti menyimpulkan bahwa lebih dari separuh proses komunikasi adalah nonverbal.

Ketika menjadi pembicara, orang dituntut menggunakan bahasa tubuh sebaik-baiknya (hal 66). Buku ini dilengkapi juga dengan pembahasan berbagai metode ice breaking yang bisa digunakan untuk memecah keheningan dan mencairkan suasana. Ice braking perlu dilakukan, mengingat terdapat keterbatasan konsentrasi manusia dalam menyerap informasi.

Kemampuan rata-rata seseorang dalam menyerap informasi sekitar 20-30 menit. Bahkan ada yang mengatakan hanya 15 menit. Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam ice braking antara lain ceramah, simulasi, permainan, serta studi kasus (hal 158).

Disebutkan juga berbagai tips dan trik praktis yang bisa membantu belajar dan berlatih menjadi pembicara. Berbicara di depan umum merupakan keahlian yang bisa dipelajari. Dengan demikian, berbicara di depan umun tidak lagi menjadi momok, tapi justru mengasyikan.

Diresensi Heny Sulistiyani, Pustakawan Universitas Respati Yogyakarta

Komentar

Komentar
()

Top