Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sentimen Pasar - Penurunan IHSG Bukan karena Faktor Fundamental Ekonomi

BEI: Dana Asing Masih di Indonesia

Foto : ANTARA/PUSPA PERWITASARI
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan kondisi pasar modal masih cukup bagus meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 3 persen. Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, mengatakan hingga Maret 2018, pendapatan emiten di LQ-45 telah tumbuh 14,51 persen dan pendapatan semua perusahaan yang terdaftar di BEI tumbuh 24 persen.

Selain itu, investor aktif pada 2015 mencapai 19.500 investor, tahun 2016 sebanyak 25.800 investor, tahun 2017 sebanyak 31.000 investor. "Satu hal yang paling menarik secara tahunan (yoy) asing keluar tujuh miliar dollar AS, tetapi masuk 8,5 miliar dollar AS dari pasar obligasi," ujar Tito di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (26/4).

Tito menegaskan dengan kondisi tersebut, berarti dana asing masih ada di Indonesia. "Pertumbuhan kita dibandingkan negara ASEAN masih bagus. Saya anggap kita percaya diri. Artinya, ada harta karun di sini," ujarnya. Terkait anjloknya IHSG dalam beberapa hari terakhir, Tito mengatakan akibat dari ketidakpastian global.

Namun, secara fundamental ekonomi Indonesia sudah cukup bagus, sementara emiten mencatatkan perolehan laba yang cukup baik. Dia menyebut salah satu yang memengaruhi pasar adalah kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang menjadi musuh terbesar bagi Indonesia. Meskipun begitu, hal ini juga berlaku bagi negara lain dalam merespons kenaikan suku bunga ini.

"Kenaikan suku bunga memang musuh terbesar untuk pasar modal. Secara teori ini memang benar, tapi ini bukan untuk negara Indonesia saja. Negara lain juga," ujar dia. Tito memprediksi, kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Penurunan IHSG selama sepekan akan rebound kembali.

Dia mencontohkan, IHSG yang mencatatkan penurunan hingga 3,9 persen usai pelantikan Presiden AS, Donald Trump, pada 16-23 Desember 2016. Seusai itu, tak terlampau lama IHSG rebound kembali sebesar 5,35 persen pada tanggal 23-30 Desember 2016.

Upaya Preventif

Selain itu, dia menegaskan jika investor tidak mengeluarkan asetnya dari Indonesia. "Faktanya, mereka lari obligasi kita kok, duitnya masih di Indonesia, bagi dividen terbanyak, frekuensi masih bagus, investor masih naik, itu yang menarik bagi saya," ujar Tito.

Tito juga menambahkan bursa akan membagikan informasi secara utuh kepada seluruh stakeholder merespons penurunan indeks hingga 7 persen yang terjadi selama seminggu ini. "Kita lakukan dua hal. Pertama, bursa akan bagikan informasi secara cepat kepada semua stakeholder, ini upaya bursa yang baik. Kedua, ialah perkuat pasar modal, Ini upaya preventif bursa," tutur dia.

Ant/yni/AR-2

Penulis : Antara, Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top