Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beda Penyebab Infertilitas pada Wanita dan Pria Dewasa

Foto : Shutterstock

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Meski masih banyak orang yang menganggap masalah infertilitas hanya berkaitan dengan sistem reproduksi wanita, masalah reproduksi satu ini juga meghantui pria dewasa. Faktanya, menurut American Society For Reproductive Medicine, sekitar 40 persen kasus infertilitas yang dialami pasangan justru disebabkan oleh pria atau suami.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri, mengartikan infertilitas sebagai penyakit pada sistem reproduksi pria atau wanita yang ditandai dengan kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual tanpa kondom secara teratur. Infertilitas dapat bersifat primer atau sekunder. Infertilitas primer adalah ketika kehamilan belum pernah dicapai oleh seseorang, sementara infertilitas sekunder adalah ketika setidaknya satu kehamilan sebelumnya telah tercapai.

Dalam laporan bertajuk "Infertility Prevalence Estimate 1990 - 2021", angka itu menunjukkan bahwa 1 dari setiap 6 orang dewasa di seluruh dunia mengalami gangguan sistem reproduksi, yang ditandai dengan kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara teratur. Prakiraan itu sendiri didapat dari data prevalensi infertilitas yang dicatat WHO selama periode 1990 sampai 2021.

Infertilitas dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang berbeda, baik pada sistem reproduksi pria maupun wanita. Pada sistem reproduksi wanita, infertilitas dapat disebabkan oleh berbagai kelainan pada ovarium, rahim, saluran tuba, dan sistem endokrin. Pada tuba, gangguan bisa berupa penyumbatan saluran tuba. Gangguan ini dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati atau komplikasi aborsi yang tidak aman, sepsis pascapersalinan, atau operasi perut atau panggul.

Infertilitas pada wanita juga bisa terjadi karena adanya gangguan rahim yang dapat bersifat inflamasi seperti endometriosis, bersifat kongenital, atau bersifat jinak. Tak ketinggalan gangguan pada sistem endokrin yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon reproduksi. Sistem endokrin ini meliputi hipotalamus dan kelenjar hipofisis. Contoh gangguan umum yang mempengaruhi sistem ini termasuk kanker hipofisis dan hipopituitarisme.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top