Beda dengan Indonesia, Usia Wajib Sekolah 5 Tahun Diprotes Guru dan Orangtua karena Terlalu Dini di Korsel
Murid-murid sedang belajar di kelas di sebuah sekolah dasar di Korea Selatan.
Foto: koreabooSEOUL - Para guru dan orangtua di Korea Selatan menentang rencana usia wajib sekolah 5 tahun, Senin (1/8). Mereka berpendapat anak usia dini secara intelektual belum siap. Perubahan ini juga manambah kesulitan mencari tempat penitipan anak.
Minggu lalu, Kementerian Pendidikan Korea Selatan mengumumkan akan menurunkan usia sekolah anak. Rencana ini akan diberlakukan secepatnya begitu memperoleh persetujuan publik.
Menurut kementerian, tujuan dari rencana ini untuk memperluas angkatan kerja dengan menyelesaikan pendidikan warga lebih awal. Angkatan kerja di Korsel makin tenggelam lantaran tingkat kesuburan warganya sangat rendah.
Kelompok koalisi yang terdiri dari guru dan orangtua melakukan protes di depan kantor kepresidenan pada Senin. Mereka meminta agar rencana itu dibatalkan.
Banyak orangtua yang menentang rencana ini karena merasa kesulitan mencari cara untuk menjaga anak-anak mereka akibat jam sekolah yang selesai lebih awal.
Di banyak keluarga di Korsel, kedua orangtua bekerja. Tempat-tempat penitipan anak umumnya hanya menawarkan penitipan sehari penuh.
Para orangtua sudah menghadapi masalah ini, sampai anak-anak masuk sekolah di usia 6 tahun.
Sementara para guru keberatan karena usia 5 tahun dinilai terlalu muda untuk sekolah. Memulai sekolah terlalu dini berarti para orangtua harus bersaing ketat dalam mencari les privat untuk anak-anak mereka.
"Mengingat perkembangan emosional dan kognitifnya, anak terlalu dini masuk sekolah tidaklah tepat. Dan kemungkinan akan mengakibatkan efek samping seperti meningkatkan kompetisi pendidikan privat dan ujian masuk perguruan tinggi," kata koalisi para guru dan orangtua dalam sebuah pernyataan.
"Ini hanya akan membebani orangtua di saat banyak dari mereka yang berhenti bekerja untuk mendukung anak-anak mereka masuk sekolah dasar."
Pada 2019, anak memulai sekolah pada usia 6 tahun di 26 dari 38 negara anggota Organisasi untuk Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi. Sedangkan di Australia, Selandia Baru, dan Irlandia, usia sekolah lima tahun.
Kementerian Pendidikan Korsel mengatakan akan menunggu masukan dari publik hingga akhir tahun ini. Kementerian akan meninjau langkah-langkah memperluas dukungan tempat penitipan anak dan lainnya sebelum meluncurkan program ini.
Seorang ibu dari dua bayi, Oh mengatakan, pemerintah seharusnya membantu sekolah menjamin lebih banyak guru untuk menjaga anak-anak murid agar lebih baik.
"Ini artinya sekolah akan memainkan peran ganda: pendidikan dan penitipan anak," katanya.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: CNA
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Tindak Tegas, Polda Sumut Sita 55,95 Kg Sabu-sabu
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras
- Jaga Wibawa Institusi, Pimpinan Harus Buka Borok Birokrat yang Korup
- Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos
- Dokter Spesialis Ini Ingatkan Aktivitas dan Latihan Fisik Rutin Bisa Kurangi Risiko Stroke