Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Becermin pada Karakter Kepemimpinan Sang Guru

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Yesus Pemimpin

Penulis : AM Mangunhardjana SJ

Penerbit : Obor

Cetakan : Juli 2018

Tebal : 247 halaman

ISBN : 978-979- 565-823-8

Meskipun bersumber pada keempat Injil, ini bukan buku tentang agama Kristiani, tafsir atau teologi Injil. Ini juga bukan buku perbandingan agama Kristiani dengan agama-agama lain. Buku ini berisi tentang Yesus, Sang Guru, sebagai pemimpin dan kinerja atau performa kepemimpinan-Nya dari sudut pandang teori dan praktik kepemimpinan. Dia telah membuktikan sebagai pemimpin besar yang sukses.

Pemimpin sejati memiliki visi untuk diwujudkan dan misi buat dilaksanakan. Pemimpin tanpa visi cenderung bekerja berdasarkan selera, kesukaan, dan hobi semata. Dengan misi, pemimpin mudah memprioritaskan kegiatan utama yang harus dilakukan, sehingga kinerja kepemimpinan dapat dirasakan, dilihat, dan diukur.

Visi-Nya sebagai pemimpin adalah Kerajaan Allah atau surga. Kerajaan Allah berpedoman pada kebenaran dan kehidupan yang memancarkan kesucian serta rahmat. Di dalamnya berlimpah keadilan cinta kasih dan perdamaian. "Istilah Kerajaan Allah merupakan gambaran Yesus tentang keadaan dunia dan manusia ketika perjuangan-Nya mencapai kepenuhan," tulis buku ini (hlm 35).

Misi-Nya dirumuskan secara singkat dan jelas yaitu mendatangkan Kerajaan Allah. Guna melaksanakan misi itu, Dia menyampaikan dalam pengajaran, perumpamaan, dialog, uraian-uraian, komentar atas peristiwa, dan perdebatan.

Buku yang terdiri dari 18 bab ini menguraikan pula tentang orientasi kepemimpinan Yesus, gaya kepemimpinan, karakter intelektualitas, kecerdasan emosional, spiritualitas, kinerja, dan kaderisasi yang dilakukan terhadap para penerus. Terdapat beberapa karakter kepemimpinan Yesus yang menarik untuk disimak.

Misalnya, rasa percaya diri yang sangat tinggi. Kepercayaan diri-Nya berpangkal pada peneguhan Allah terhadap diri-Nya sebagai Anak. "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Kepada-Nyalah Aku berkenan. Dengarkanlah Dia (Mat 17:5)." Di samping itu, Dia juga didasarkan pada kesadaran bahwa diri-Nya dan Bapa adalah satu (hlm 108).

Dari cara kerja, Yesus tidak hanya menampilkan diri sebagai orang yang berenergi luar biasa, tetapi juga memiliki kegairahan kerja yang hebat. Keberanian merupakan keutamaan yang membuat orang siap dan bersedia mengambil risiko. Inilah yang diperlihatkan Yesus ketika membela martabat manusia yang tidak boleh dikorbankan untuk sesuatu yang lain.

Dengan berani Yesus membela wanita yang dituduh berzina ketika ahli Taurat dan orang-orang Farisi hendak menghukum perempuan itu dengan melempari batu. "Barang siapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu," tegur Yesus dengan tegas (hlm 112).

Banyak pemimpin yang hebat dan berprestasi tinggi, namun tidak banyak yang mampu dan berhasil membina penerus. Yesus sukses menyiapkan dan membina para pengikut untuk menjadi pemimpin yang cakap guna melanjutkan karya-Nya mendatangkan Kerajaan Allah dan menyelamatkan manusia. Dia berhasil membina rasul-rasul-Nya secara pribadi maupun kelompok. Keberhasilan Yesus mengader bukan hanya karena isinya sesuai dengan minat para rasul. Metode dan teknik-Nya tepat. Selain itu, juga karena didukung teladan praktik kepemimpinan-Nya sendiri (hlm 235).

Dengan membaca buku ini, masyarakat bisa menggali inspirasi dan mendapat gambaran mengenai pemimpin dan kepemimpinan yang sejati. Buku ini penting dibaca, lebih-lebih di saat sekarang, ketika bangsa memerlukan pemimpin dan kepemimpinan yang ideal demi menyelamatkan beragam krisis multidimensional yang sedang melanda negeri.


Diresensi Mohammad Zammil Rosi, Alumnus STKIP Sumenep

Komentar

Komentar
()

Top