Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beban Pengasuhan Lebih Banyak Dipikul Kaum Perempuan

Foto : Istimewa

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam acara Knowledge Forum on Gender Equality Development di Kantor Kemenko PMK, di Jakarta, Selasa (29/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan selama ini beban pengasuhan masih diberikan kepada kaum perempuan. Menurutnya, hal ini terjadi karena norma gender yang berlaku pada masyarakat.

"Beban pengasuhan atau perawatan rumah tangga masih timpang, lebih banyak dipikul oleh perempuan karena norma gender yang banyak berlaku dalam masyarakat," ujar Muhadjir dalam acara Knowledge Forum on Gender Equality Development di Kantor Kemenko PMK, di Jakarta, Selasa (29/8)

Dia mengungkapkan International Labour Organization (ILO) atau Organisasi Perburuhan Internasional memperkirakan hanya 30,6 persen penduduk dunia dapat mengakses perlindungan sosial. Dalam persentase tersebut, angka perempuan rendah dalam mengakses perlindungan sosial.

"Padahal perempuan memiliki risiko dan kerentanan spesifik sepanjang hidupnya seperti persalinan dan juga beban kerja perawatan," jelasnya.

Selain itu, Muhadjir mengungkapkan di bidang kesehatan, tingginya beban kerja perawatan yang tak dibayar menghambat akses perempuan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurutnya, di Indonesia tingkat partisipasi kerja perempuan jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki.

"Mayoritas perempuan bekerja di sektor informal dan mendominasi pekerjaan keluarga yang tidak dibayar," katanya.

Pada tahun 2023 ini, Muhadjir mengungkapkan Indonesia bersama negara ASEAN telah menyepakati deklarasi mengenai kesetaraan gender dan pembangunan keluarga.Salah satunya tujuannya peningkatan tanggung jawab kerja keperawatan bersama dalam keluarga.

Dia menambahkan, untuk mendorong kesetaraan gender di kawasan, pemerintah Indonesia mendorong negara ASEAN untuk membangun sistem perlindungan sosial yang adaptif, responsif gender, dan mendukung penguatan ekonomi perawatan. Menurutnya, Indonesia terus berkomitmen dalam mewujudkan agenda ASEAN untuk pertumbuhan ekonomi yang tangguh.

"Indonesia terus berkomitmen dalam mewujudkan agenda ASEAN untuk pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan ASEAN dan di dunia," terangnya.

Dia menyampaikan, pandemi Covid-19 telah banyak memberi pelajaran berharga, terutama dalam pengembangan sistem pengembangan sosial dan pengakuan terhadap ekonomi perawatan. Sejumlah studi menunjukkan, selama pandemi beban kerja perawatan yang harus ditanggung semakin bertambah dan menempatkan perempuan pada posisi lebih rentan dibanding laki-laki.

"Sangat penting kita mengembangkan program dan perlindungan sosial adaptif yang didasari oleh identifikasi risiko dan kerentanan berbasis gender sepanjang siklus hidup manusia," tandasnya.


Redaktur : andes
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top