Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Batik Kalbar Erat Hubungannya Antara Rimba dan Budaya

Foto : ANTARA/HO

Motif corak insang Kota Pontianak.

A   A   A   Pengaturan Font

PONTIANAK - Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari menyebutkan motif batik di daerah itu erat hubungannya antara rimba dan budaya yang juga tergambar dalam branding atau promosi pariwisata Kalbar.

"Apabila dikaitkan dengan branding pariwisata Kalbar yang diluncurkan pada 17 Agustus 2019, maka kerajinan batik di daerah ini sangat erat hubungannya dengan rimba dan budaya di mana hampir semua motif khas Kalbar mencerminkan keberagaman rimba kita seperti motif pucuk rebung, enggang gading, dan kantong semar," ujar Windy, di Pontianak, Sabtu (3/10).

Ia mengatakan batik yang merupakan warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi pada 2 Oktober 2009 oleh Badan PBB yang membidangi Pendidikan, Keilmuan, dan kebudayaan UNESCO menjadi kebanggaan termasuk bagi Kalbar yang memiliki khas batik tersendiri.

"Pengukuhan UNESCO tersebut menjadi suatu kebanggaan dan sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia, karena seluruh pemangku kepentingan batik di Indonesia harus melestarikan, memelihara dan melindungi batik sebagai warisan budaya yang berkelanjutan," kata dia.

Menurutnya, saat ini motif batik yang ada di Kalbar sudah semakin berkembang di mana setiap daerah atau di 14 kabupaten atau kota memiliki kekhasan motif batik masing-masing.

"Untuk itu tugas bersama kita untuk melestarikan dan mengembangkan batik serta bangga untuk menggunakan batik," ajak dia.

Menurutnya, upaya pengembangan batik paling tidak memiliki beberapa manfaat.

Pertama, tambah Windy, batik dapat menjadi upaya untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, hal ini tercermin pada motif-motif batik khas Kalbar yang dikreasikan atau diciptakan oleh para pembatik.

Kedua, batik juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan ditetapkannya batik sebagai warisan dunia telah meningkatkan permintaan pasar terhadap batik, baik pasar lokal maupun internasional. Menurut Windy, peluang ini yang harus dapat manfaatkan semaksimal mungkin, dengan membentuk unit usaha pembuatan batik.

Ketiga, tambah dia, batik juga dapat mendukung pengembangan pariwisata di Kalbar selain sebagai buah tangan atau oleh-oleh bagi wisatawan, proses pembuatan batik juga dapat menjadi destinasi wisata baru bagi wisatawan.

"Manfaat tersebut dapat kita rasakan bersama tentunya bila terdapat kerja sama yang baik antara seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun kabupaten atau kota dengan para perajin batik, para pemerhati budaya dan kerajinan termasuk pemerhati batik, pihak swasta baik itu lembaga keuangan maupun lainnya," kata dia. Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top