Basuki Angkat Irigasi Subak Bali di World Water Congress Beijing
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengangkat Subak Bali sebagai sistem swadaya masyarakat untuk mengatur pembagian air irigasi di persawahan secara adil dalam World Water Congress ke-18 di Beijing, Tiongkok.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengangkat Subak Bali sebagai sistem swadaya masyarakat untuk mengatur pembagian air irigasi di persawahan secara adil dalam World Water Congress ke-18 di Beijing, Tiongkok.
Dengan sistem Subak tersebut, maka Bali menjadi tempat yang tepat sebagai penyelenggara World Water Forum ke-10 tahun 2024 dengan tema Air Untuk Kesejahteraan Bersama (Water for Shared Prosperity).
"Sistem Subak yang dipraktikkan Indonesia sangat erat kaitannya dengan topik besar Water for All: Harmony Between Human and Naturevyang diangkat dalam 18th World Water Congress," kata Basuki saat Sesi Khusus China dalam World Water Congress ke-18, di Beijing, Selasa (12/9).
Basuki menyebut bahwa sistem Subak merupakan manifestasi dari hubungan yang erat yang tidak terpisahkan antara Tuhan, manusia dan alam dalam menghasilkan makanan dan kebutuhan lainnya. Subak mencerminkan konsep filosofis Tri Hita Karana yang menyatukan alam roh, dunia manusia, dan alam/lingkungan.
"Subak merupakan sistem irigasi Bali sebagai perwujudan tatanan hukum budaya dengan ciri-ciri, yaitu kemandirian sosial, ketahanan pangan dan kekuatan agama dengan tekad dan semangat gotong royong memperoleh air untuk menghasilkan makanan, khususnya beras dan palawija," kata Basuki.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya