Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Banyak Penembakan di AS, Ozzy Osbourne Akan Pulang ke Inggris: "Saya Tak Mau Mati di Amerika"

Foto : RT/AP

Ozzy and Sharon Osbourne berfoto di acara penghargaan the Metal Hammer Golden God di London, Inggris, 11 Juni 2018.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Legenda musik rock Ozzy Osbourne mengatakan, banyaknya kasus penembakan massal mendorongnya pergi meninggalkan AS dan kembali ke negerinya Inggris. Namun, kondisi kesehatan dan tingginya pajak di AS mempengaruhi kepindahan penyanyi 73 tahun itu.

Dalam sebuah wawancara dengan The Observer yang dikutip RT, Minggu (28/8), Sang Pangeran Kegelapan mengatakan, ia berencana kembali ke Inggris bersama istrinya Sharon awal tahun depan. Kediaman mewah mereka di Los Angeles saat ini sedang ditawarkan untuk dijual. Pasangan itu tengah merenovasi rumah mereka di Buckinghamshire untuk persiapan kepindahan mereka.

"Semuanya sudah gila di sana," kata Osbourne tentang Amerika. "Saya muak, orang-orang terbunuh setiap hari. Tuhan tahu berapa banyak orang yang ditembak dalam penembakan-penembakan di sekolah. Dan ada lagi penembakan massal di Vegas di konser itu. Gila!"

2021 menjadi tahun terburuk dalam catatan penembakan massal di AS. Tahun 2022 bertambah lagi, menurut data the Gun Violence Archive (GVA). Namun, sejumlah organisasi menggunakan metode berbeda dalam mengklasifikasi sebuah penembakan massal, angka pembunuhan dengan senjata per kapita di AS turun sejak 1974.

"Saya tak mau mati di Amerika," kata Osbourne. "Saya tak mau dikubur di Forest Lawn," lanjutnya merujuk pada pemakaman di Los Angeles dimana bintang Hollywood Clark Gable, Elizabeth Taylor, dan Humphrey Bogart dimakamkan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top