Banyak Negara Berkembang Menuju Krisis Karena Utang Tinggi
World Bank
» Negara-negara berkembang sedang menghadapi harga energi dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi serta gejolak geopolitik.
WASHINGTON - Bank Dunia dalam peringatan lima puluh tahun penerbitan Laporan Utang Internasional akhir tahun lalu mengatakan negara-negara berkembang mengeluarkan dana sebesar 443,5 miliar dollar AS pada 2022 untuk melunasi utang publik dan jaminannya. Dana yang dikeluarkan itu meningkat 5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior Grup Bank Dunia, Indermit Gill, mengatakan sebanyak 75 negara yang memenuhi syarat untuk meminjam uang dari Asosiasi Pembangunan Internasional atau International Development Association (IDA), sebuah organisasi Bank Dunia fokus pada negara-negara termiskin, membayar utang yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa yakni 88,9 miliar dollar AS pada 2022.
Selain itu, biaya pembayaran utang untuk 24 negara termiskin di dunia diperkirakan akan meningkat drastis sebesar 39 persen pada tahun 2023 dan 2024.
"Tingkat utang yang mencapai rekor tinggi, ditambah dengan suku bunga yang tinggi, telah menempatkan banyak negara di jalur menuju krisis," kata Gill.
"Negara-negara berkembang terpaksa melunasi utang publiknya atau berinvestasi di bidang kesehatan masyarakat, pendidikan, dan infrastruktur," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya