Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stimulus Sosial - Di Kulon Progo, Tingkat Kemiskinan Ekstrem Masih Tinggi

Bansos Tak Efektif Tekan Kemiskinan Ekstrem

Foto : ANTARA/RUBBY JOVAN

DISTRIBUSI BERAS - Proses pendistribusian beras medium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog Cabang Bandung di Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/11). Kementerian Keuangan menyiapkan anggaran 18,57 triliun rupiah untuk bantuan sosial (bansos) beras hingga Desember 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bantuan Sosial (Bansos) dinilai tak efektif menekan angka kemiskinan ekstrem lantaran tak berpengaruh terhadap perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Bansos dikhawatirkan justru mendorong peningkatan belanja nonporduktif sehingga tak mempunyai daya ungkit bagi kinerja perekonomian nasional.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, mengatakan kesenjangan sosial di Indonesia sangat memprihatinkan. Ketimpangan Pengeluaran menurut Badan Pusat Statistik (BPS) naik dari 0,381 pada September 2022 menjadi 0,388 pada Maret 2023.

Namun kalau berdasarkan pendapatan, ketimpangan pada 2022 bisa mencapai lebih dari 0,6 sehingga kondisi tersebut rentan terhadap konflik sosial. Dia menjelaskan indeks gini lebih besar dari 0,5 berarti distribusi pendapatan sangat buruk.

"Kalau lebih besar dari 0,6, tinggal menunggu waktu terjadi revolusi sosial," ungkapnya saat dihubungi Koran Jakarta, Rabu (29/11).

Bansos tidak mengubah orang dari miskin menjadi sejahtera. Dia menganalogikan dari pendapatan 250 ribu rupiah sebulan, kemudian mendapat bansos 150 ribu rupiah sebulan sehingga totalnya menjadi 400 ribu rupiah sebulan. Pendapatan tersebut, tegasnya, tetap termasuk penduduk miskin.

"Bulan depan begitu lagi. Jadi, dalam hal ini, Bansos tidak mengurangi penduduk miskin. Begitu seterusnya. Maka itu, bansos tidak pengaruh pada jumlah rakyat miskin," ujar Anthony.

Berikan Bantuan

Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR RI, My Esti Wijayanti, merespons tingginya angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menembus 14 ribu jiwa. Angka tersebut mencapai 16,39 persen dari total penduduk atau jauh di atas rata-rata nasional.

"Kemiskinan ekstrem itu nanti kan kita akan pilah, sehingga yang masih bisa didampingi untuk produktif tidak hanya mendapatkan bantuan PKH ataupun BPNT, tetapi ada dukungan untuk usaha. Karena target pemerintah pusat memang ekonomi ekstrem ini beberapa tahun ke depan harus nol sehingga yang di bawah ini yang harus kita berikan bantuan, tentu tidak boleh hanya memberikan ikannya saja, tetapi juga kailnya," ujar My Esti dikutip dari laman resmi DPR RI saat meninjau di Kulon Progo, Selasa (28/11).

Seperti diketahui, seseorang dapat dikategorikan masuk dalam kemiskinan ekstrem apabila pengeluaran di bawah 10.739 rupiah per orang per hari atau setara 322.170 rupiah per orang per bulan. Sesuai dengan rilis dari BPS pada 16 November 2023 angka kemiskinan di Kulon Progo sebesar 15,64 atau mengalami penurunan 0,75 persen dari tahun 2022 sebesar 16,39.

My Esti menyampaikan masih terdapat angka kemiskinan ekstrem dan tingkat kemiskinan tinggi di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, My Esti menjelaskan pengawasan dilakukan agar program-program yang disusun di pusat dapat mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat.

10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top