Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bankir Ternama India Memperingatkan The Fed akan Menunda Turunkan Suku Bunga hingga Pemilu AS pada November 2024

Foto : Istimewa

Bankir ternama India, Uday Kotak, juga memperkirakan bahwa suku bunga akan tetap tinggi di perekonomian global termasuk di India.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW DELHI - Bankir ternama India, Uday Kotak pada Kamis (11/4) memperingatkan bahwa perekonomian global perlu bersiap menghadapi masa sulit. Miliarder ini mengatakan, inflasi di Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan mungkin akan mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan menjaga suku bunga tetap tinggi, bahkan untuk India.

Dilansir oleh Economic Times, pendiri Kotak Mahindra Bank dan mantan MD dan CEO pemberi pinjaman swasta ini, juga menyebutkna bahwa Tiongkok, satu-satunya negara yang tidak bisa melakukan apa-apa, sedang mengalami kehancuran ekonomi.

Kotak memperkirakan, penurunan suku bunga AS mungkin ditunda menjelang pemilu di negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut. Dia juga mencatat bahwa minyak mentah brent telah melonjak menjadi 90 dolar AS saat ini sementara tingkat inflasi lebih tinggi dari perkiraan.

"Inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan. Menunda penurunan suku bunga AS nanti, mendeKati pemilihan Presiden AS, jika memang ada. Minyak Brent sekarang 90 dolar AS . Akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama di seluruh dunia termasuk India. Satu-satunya hal yang tidak dapat dielakkan: Tiongkok akan meledak secara ekonomi. Bersiaplah untuk turbulensi global ," tulis Uday Kotak di X.


Risalah pertemuan tinjauan kebijakan bank sentral AS terbaru mengungkapkan bahwa pejabat Federal Reserve yakin suku bunga utama kemungkinan telah mencapai titik tertinggi. Mereka mengindikasikan bahwa kebijakan moneter akan dilonggarkan secara bertahap pada suatu saat dalam tahun ini jika perekonomian berkembang sesuai dengan perkiraan mereka.

Selain itu, para pejabat bank sentral AS mengatakan, sekarang bukan saat yang tepat untuk menurunkan suku bunga utama dan mereka ingin menunggu sampal mereka lebih yakin bahwa inflasi terus menuju angka nyaman 2 persen sebelum melakukan perubahan apa pun.

Pada hari Rabu, data menunjukkan bahwa inflasi di AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Maret, sehingga mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Selama periode 12 bulan yang berakhir pada bulan Maret, inflasi melonjak sebesar 3,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang merupakan kenaikan tertinggi dalam kurun waktu enam bulan. Kenaikan ini menyusul kenaikan 3,2 persen di bulan Februari.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent telah menembus level 90 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik di atas 86,24 dolar AS per barel.

Morgan Stanley telah menaikkan perkiraan harga minyak mentah Brent pada kuartal ketiga tahun ini sebesar 4 dolar AS per barel menjadi 94 dolar AS, dengan alasan risiko geopolitik.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top