Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Global

Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 4,4 Persen Tahun 2021

Foto : Sumber: World Bank – Litbang KJ/and
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini mencapai 4,4 persen. Angka tersebut lebih rendah daripada proyeksi Juni 2020 sebesar 4,8 persen.

Bank Dunia mengeluarkan laporan terbaru berjudul Global Economic Prospects terkait pertumbuhan ekonomi di dunia termasuk Indonesia pada 2021. Produk domestik bruto Tanah Air diprediksi tetap seperti proyeksi sebelumnya.

Laporan terakhir Bank Dunia akhir tahun lalu, ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,4 persen pada 2021 dengan estimasi minus 2,2 persen pada 2020. Adapun laporan terbaru Bank Dunia mencatat proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tidak akan berubah.

"Aktivitas ekonomi di wilayah tersebut [Asia Timur dan Pasifik] diperkirakan akan tetap di bawah tren prapandemi pada akhir 2021, yang mencerminkan kerusakan yang bertahan lama dari guncangan Covid-19. Investasi dan produktivitas diperkirakan akan tetap tertekan dan ketidakpastian kemungkinan akan tetap tinggi," tulis dalam laporan tersebut.

Bank Dunia memperkirakan pemulihan ekonomi Indonesia rapuh. Perwujudan sejumlah risiko penurunan dapat menggagalkan pemulihan yang diproyeksikan.

Skenario penurunan akan memburuk apabila peluncuran vaksin tertunda dan pemulihan global lebih lemah. Faktor-faktor tersebut dapat menahan pertumbuhan regional menjadi 5,4 persen dari 7,4 persen pada 2021.

Berbagai negara Asia Timur dan Pasifik memiliki risiko terhadap prospek cenderung turun. Faktornya, yaitu pandemi bisa berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, kerusakan jangka panjang dari resesi tahun lalu bisa lebih dalam dari yang diantisipasi, tekanan neraca bisa meningkat, atau kontraksi dalam perdagangan global bisa lebih tajam atau lebih lama dari yang dibayangkan.

Terlalu Berlebihan

Sementara itu, ekonom dari Universitas Surabaya (Ubaya), Bambang Budiarto, mengatakan prediksi ekonomi pada 2021 tumbuh tembus di 4,4 persen sepertinya terlalu berlebihan kalau tidak mau dibilang terlalu ambisius, apalagi dengan berpedoman pada single indikator bahwa peluncuran vaksin cukup efektif di kuartal 1. Padahal ada satu hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam membuat prediksi, yaitu "proses".

"Dengan asumsi bahwa peluncuran vaksin efektif, tapi setelahnya sesungguhnya masih ada proses yang sangat panjang, yaitu proses untuk berperilaku normal, baik perilaku produksi ataupun perilaku konsumsi, sekali lagi ini dengan asumsi peluncuran vaksin efektif, padahal kemungkinan terjadinya permasalahan sampai 15 bulan ke depan dalam proses vaksinasi ini sangat besar," tegas Bambang.

Mencermati situasi tersebut, bolehlah angka 4,4 persen membuat kita semua optimistis mengarungi 2021, meskipun dalam perjalanan ekonomi beberapa bulan ke depan sepertinya kita terus akan menyaksikan revisi-revisi pertumbuhan yang akan dilakukan.

"Selain itu, untuk dapat sampai pada pemulihan ekonomi diperlukan yang namanya pemulihan kepercayaan, membangun kepercayaan inilah yang tidak mudah dan tidak bisa singkat, tapi perlu waktu, perlu proses," pungkasnya. n uyo/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Djati Waluyo, Antara

Komentar

Komentar
()

Top