Bank Dunia Mengkhawatiran Kemampuan Bayar Utang Negara-negara Berkembang
Gedung Bank Dunia di Washington DC.
Sayangnya, berita ini terus bertambah buruk di negara-negara yang mempunyai hutang besar dan berpendapatan rendah. Negara-negara yang memenuhi syarat IDA mempunyai utang yang jauh melebihi pertumbuhan ekonomi mereka sendiri. Dari tahun 2012 hingga 2022, negara-negara yang memenuhi syarat IDA meningkatkan utang luar negeri mereka sebesar 134 persen, jauh melampaui peningkatan pendapatan nasional bruto (GNI) yang jauh lebih rendah yaitu sebesar 53 persen.
Kekhawatiran meningkat
Dalam pidatonya di Laporan Utang Internasional tahun 2023, Indermit Gill, menggunakan kata-kata yang sungguh menyedihkan untuk menggambarkan dunia yang terkepung oleh kekuatan-kekuatan ekonomi yang tidak stabil yang meningkatkan risiko negara-negara berpenghasilan rendah "jatuh" ke dalam krisis utang.
"Saat ini, satu dari empat negara berkembang sudah tidak bisa mengakses pasar modal internasional, dan utang telah menjadi beban yang hampir melumpuhkan banyak negara," ujarnya.
Menurut Gill, saat ini, 28 negara yang memenuhi syarat untuk meminjam dari IDA Bank Dunia diklasifikasikan memiliki risiko tinggi mengalami kesulitan utang, dan 11 negara sudah berada dalam kondisi tertekan. "Hal yang semakin memperparah masalah ini adalah kenyataan bahwa negara-negara berkembang sedang menghadapi harga energi yang lebih tinggi, tingkat suku bunga yang lebih tinggi, dan gejolak geopolitik yang sedang berlangsung."
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Komentar
()Muat lainnya