Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bangunan Tahun 1894 Terbakar, Bima Arya Komitmen Revitalisasi RS Salak Sebagai Cagar Budaya

Foto : ANTARA/Linna Susanti

Puslabfor Bareskrim Mabes Polri saat mengidentifikasi ruang medical checkup RS Salak yang menjadi sumber kebakaran di deretan gedung cagar budaya tersebut, pada Jumat (7/4/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Semoga nilai sejarah peninggalan bangunan tahun 1894 ini bisa dijaga, Bima Arya komitmen revitalisasi RS Salak sebagai cagar budaya.

Kota Bogor - Bangunan tahun 1894 terbakar. Wali Kota Bogor, Jawa Barat Bima Arya Sugiarto berkomitmen merevitalisasi ruang-ruang depan gedung Rumah Sakit (RS) Salak yang dibangun tahun 1894 dan hangus akibat kebakaran.

Bima Arya saat meninjau bangunan ruang instalasi farmasi dan medical checkup bersama-sama Danrem 061 Surya Kencana Rudi Saladin, Sabtu mengatakan akan mengalokasikan anggaran untuk membangun kembali ruang-ruang bangunan tua RS Salak peninggalan masa sebelum Indonesia merdeka itu yang hangus terbakar.

Pemerintah Kota Bogor juga tidak akan membiarkan pelayanan di RS Salak terganggu, sehingga suplai obat-obatan akan dioptimalkan oleh Dinas Kesehatan setempat.

"Ada dua hal yang saya kira menjadi atensi bersama. Yang pertama adalah fungsi pelayanan tidak boleh terganggu, pemerintah kota (Bogor) mem-backup penuh suplai obat-obatan, kemudian jika ada pasien yang perlu dipindahkan, kami siap. Jadi Dinkes berkoordinasi intens dengan Rumah Sakit Salak," kata Bima.

Selanjutnya, kata Bima, yang kedua adalah penyelamatan cagar budaya, bahwa Pemerintah Kota Bogor sepakat untuk melakukan kajian forensik bangunan terlebih dahulu oleh Puslabfor Bareskrim Mabes Polri.

Empat ruang di RS Salak dari ruang medical checkup, instalasi farmasi, hingga ke ruang memanjang koperasi RS Salak Kota Bogor hangus kebakaran pada Jumat (7/4) pukul 13.20 WIB dan dapat dipadamkan dalam waktu satu setengah jam, yakni pukul 15.00 WIB.

Hingga kini, sehari berselang dari peristiwa kebakaran belum ada prediksi jumlah kerugian yang dialami RS Salak, karena masih dalam investigasi.

"Nanti hasilnya akan kita pelajari bersama-sama, di situ akan terlihat mana bangunan yang bisa diselamatkan, mana yang tidak bisa diselamatkan lagi da nanti konsep revitalisasinya seperti apa," katanya.

Bima berpendapat bangunan deretan ruang yang difungsikan sebagai instalasi farmasi, medical checkup, fisioterapi hingga perbatasan koperasi itu cagar budaya karena desainnya masih khas dan tertulis 1894.

"Ini karena aset ya, betul-betul cagar budaya (selesai dibangun) 1894, jadi sebisa mungkin kita selamatkan, nanti desainnya seerti apa, kita akan dudduk bersama-sama, membicarakan juga fungsinya seperti apa gitu ya. Sekali lagi, ikhtiar untuk menyelamatkan semaksimal mungkin," terang Bima.

Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor akan menunggu hasil investigasi forensik bangunan oleh Puslabfor Bareskrim Mabes Polri sehingga akan terlihat mana yang bisa diselamatkan dan mana yang tidak bisa diselamatkan. Hasil pemeriksaan itu juga akan memperjelas mana bangunan yang cagar budaya dan mana yang bangunan pelengkap saja.

Ketika hasilnya keluar dari Puslabfor, lanjutnya, koordinasi pembangunan kembali ruang-ruang cagar budaya di RS Salak segera dikoordinasikan dengan instansi terkait menggunakan anggaran prioritas dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Bogor.

"Betul (anggaran prioritas), saya akan koordinasi dengan semua, dengan pak Danrem, pak Dandim ya untuk percepatan ini, untuk jadi prioritas kita. Pemkot akan siap mengalokasikan, kira-kira begitu," demikian Bima Arya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top