Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bangunan Kelenteng Fuk Tet Che yang Megah

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dari sejarahnya, pondasi awal Kelenteng Fuk Tet Che dibangun kira-kira pada abad ke-19. Sebelum kota Pangkal Pinang berkembang seperti sekarang saat itu lokasinya berada di pinggiran. Warga Tionghoa dari tiga desa yang berdekatan seperti Kampung Besi (Tet Fu), Semabung (Yung Ko Hin) dan Kampung Batur awalnya menggunakan kuil ini sebagai tempat penghormatan bagi Dewa Bumi.

Pendirian kuil atau tempat sakral di pertigaan jalan dengan lokasi strategis merupakan bentuk perlindungan terhadap pengguna jalan dari kecelakaan atau bahaya. Tradisi semacam ini dapat ditemui di Tiongkok, misalnya dalam bentuk pendirian shigandang.

Pada era pemerintahan Orde Baru, Kelenteng Kelenteng Fuk Tet Che pernah berganti nama menjadi Vihara Satya Budhi. Setelah terbakar kelenteng ini dibangun kembali dan nama yang aslinya yang secara harfiah berarti Kuil Yang Memuliakan Dewa Bumi.

Tempat bernuansa Imlek atau budaya Tionghoa di Bangka selanjutnya adalah Taman Pha Kak Liang. Berada diutara Pulau Bangka tepatnya di Kampung Kusam, Kelurahan Kuto Panji, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Letaknya sekitar 57 km dari pusat kota Sungailiat dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 15 menit.

Taman tersebut Awalnya merupakan lahan bekas tambang yang disulap jadi tempat peribadatan umat Kong Hu Cu. Berkonsep Taman bernuansa Tionghoa dengan ornamen khas Tiongkok berwarna merah dengan kawasan seluas dua hektar.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top