Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Masa Pancaroba

Bangun Lingkungan Tangguh Perubahan Iklim

Foto : ANTARA/Ho-Pemerintah Kota Jakarta Pusat

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Sekko Jakarta Pusat Bakwan Ferizan Ginting di Gedung Interaksi Masyarakat, RW 08, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (24/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Lingkungan harus dibuat tangguh terhadap perubahan iklim. Untuk itu, perlu terus memperbanyak kegiatan untuk persiapan program kampung iklim (proklim). "Langkah selanjutnya, menggencarkan edukasike masyarakat akan pentingnya menciptakan lingkungan yang tanggung terhadap perubahan iklim," demikian Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Kota Jakarta Pusat, Bakwan Ferizan Ginting.

Dia mengatakan ini saata pemeriksaan kesiapan Proklim di Gedung Interaksi Masyarakat, RW 08, Tanah Tinggi, Johar Baru, Kamis (25/7).

"Saya mengapresiasi atas segala usaha dalam mengajak warga untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang tangguh terhadap perubahan iklim," tandas Ginting.

Pengecekan kesiapan dilakukan dengan meninjau lokasi Proklim di RW 08 seperti melihat kolam ikan dan kebun hidroponik. Menurut Ginting, RW 08 merupakan salah satu yang terpilih mewakili Jakarta Pusat untuk lomba Proklim Madya Tingkat Provinsi Jakarta.

Lingkungan RW 08 juga diharapkan dapat terbentuk seperti kriteria yang sudah ditentukan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk masuk dalam kategori Proklim Tingkat Madya.

"Pada tahun ini ada lima RW yang akan dinilai. Salah satunya adalah RW 08 Kelurahan Tanah Tinggi. Dia mewakili Jakarta Pusat dalam lomba Proklim Madya Tingkat Provinsi," ujar Ginting.

Lebih jauh Ginting berharap semua warga dapat terus berpartisipasi dalam mengembangkan lingkungan yang tangguh terhadap iklim. Apalagi, peningkatan proklim di lingkungan dapat dirasakan manfaatnya oleh warga. Persoalannya di Tanah Tinggi, lahan kosong sudah tidak ada. Tapi, warga bisa memanfaatkan lahan yang terbatas untuk ditanami. Contohnya dengan pemanfaatan pot gantung.

Adapun kesiapan monitoring mencakup berbagai aspek penilaian, di antaranya, aspek adaptasi, mitigasi, dan kelembagaan. Dalam aspek adaptasi terdapat tiga komponen yaitu pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor.

Lalu aspek mitigasi terdapat beberapa komponen. Mereka adalah pengelola sampah, pengelolaa limbah padat dan cair. Kemudian, menggunakan energi baru terbarukan, konservasi, dan penghematan energi.

Selanjutnya, budi daya pertanian rendah emisi gas rumah kaca, serta meningkatkan atau mempertahankan tutupan vegetasi.

Sedangkan aspek kelembagaan meliputi komponen bank sampah, membentuk juru pemantau jentik, Posyandu, dan kelompok pertanian. Selanjutnya, dasawisma, karang taruna, dan kelompok kerja Proklim.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top