Bangun Kreativitas untuk Ciptakan Inovasi
Merlyn yang menguasai permainan saat pembekalan menjadi relawan baru memahami bahwa permainan Wilah Card Game tersebut membutuhkan ketelitian, kecepatan, dan sinkronisasi antara kognitif, motorik dan juga ketrampilan verbal. Kadang, gerakan pemainan dapat dilakukan secara cepata, namun dalam waktu bersamaan dia lupa mengucapakan wilah sebagai bagian permainan. Selain pengalaman mengajar anak-anak di desa-desa wilayah Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, perjalanan menuju daerah sasaran merupakan pengalaman yang tidak terlupakan. Lantaran dalam setiap kegiatan, ada tiga desa yang disambangi. Saat itu, Merlyn berkunjung ke Pondok Jengkol (Legok), Kampung Bugel (Tigaraksa), dan Desa Ketapang (Mauk). Perjalanan yang tergolong jauh tersebut menjadi ajang sosialisasi antar relawan. Komunikasi terjalin selama perjalanan dari meeting point menuju kampung binaan.
"Obrolan memperkaya pengetahuan saya, meskipun kami lebih sering membahas hal-hal di luar kegiatan sebagai relawan," ujar dia. Afifah Nurhaeni, relawan Social Designee memiliki pengalaman hampir serupa. Pengalaman menjadi relawan mengantarkannya bertemu dengan teman-teman relawan lainnya serta adik-adik peserta kegiatan.
"Saya dapat bertemu dengan relawan lainnya, bermain dengan anak-anak yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, belajar bersama dengan Tim Social Designee, dan masih banyak lagi," ujar dia.
Melalui kegiataan sosial ini, dia baru memahami arti pentingnya memilah mengolah sampah. Melalui permainan Wilah Card Game, anak-anak tidak sekedar belajar memilah sampah melainkan juga belajar lebih kompetitif antar sesama agar tidak kalah saat bermain Wilah Card Game. din/S-2
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya